Depok Terancam Macet Parah
Tidak Miliki Konsep Tata Ruang dan Transportasi yang Baik
Rabu, 26 Januari 2011 – 01:01 WIB
Apalagi saat ini penduduk Kota Depok mencapai 1,7 juta. Dengan luas wilayah hanya 200,29 kilometer persegi membuat berbagai persoalan sosial akan mencuat. ”Bayangkan saja dari persoalan kemacetan ini saja, Walikota Depok tidak punya konsep mengatasinya. Apalagi kalau bicara soal lain yang lebih penting,” ungkapnya juga.
Hal senada juga dilontarkan Pakar Tata Kota UI, Prof Dr Abimanyu Takdir Alamsyah. Menurutnya, penataan Kota Depok mengecewakan karena banyak konsep perkotaan yang tak dipenuhi. Bahkan cenderung diabaikan dan ditinggalkan. ”Jauh sebelum Nur Mahmudi Ismail (Walikota Depok saat ini, Red) memimpin. Konsep perkotaan sudah dirancang. Waktu itu saya terlibat studi perkotaannya,” terang dia.
Dalam studi itu, terungkap ancaman kemacetan parah pada ruas jalan protokol, seperti Jalan Raya Margonda. Selain itu, pertumbuhan penduduk yang cukup besar juga jadi ancaman serius. Semua persoalan itu sudah diprediksi lama. Solusi atas kondisi itu sudah dirancang. Antara lain mengembangkan pusat ekonomi dan bisnis di luar zona Margonda dan membuat jalan tembusan di wilayah Cimanggis dan Tapos.
Tapi, sayangnya konsep itu tidak lagi digunakan saat ini. Lantaran, dengan bergantinya pemimpin membuat perencanaan kota yang dibuat berubah lagi. Padahal, semestinya penataan kota harus berkesinambungan. (rko)
DEPOK - Bertambahnya 8.000 unit kendaraan baik motor dan mobil setiap bulan di Kota Depok dengan akses jalan yang rusak parah, membuat daerah di
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Gerakan Guna Ulang Jakarta, Edukasi Mengurangi Pemakaian Plastik Sekali Pakai
- Fasilitas Makin Lengkap, Triboon Hub Tambah 2 Resto Baru di Jakarta
- Durasi Pemadaman Lampu Program Earth Hour Terlalu Singkat
- Di Tengah Sosialisasi Tupoksi kepada Warga, MKD DPR RI Singgung Pelat Nomor Khusus
- Tjahjo Kumolo Meninggal Dunia, Warga Bekasi Diminta Kibarkan Bendera Setengah Tiang
- Anies Bangun Kampung Gembira Gembrong dengan Dana Rp 7,8 Miliar dari Infak Salat Id di JIS