Deponering di Tangan, TPBC Dibubarkan
Jumat, 11 Februari 2011 – 20:44 WIB
JAKARTA - Mantan Panglima TNI, Jendral (Purn) Endriartono Sutarto, menilai kasus kerusuhan berbau agama di Pandeglang dan Temanggung lebih karena ketidaksiapan polisi. Apalagi dalam kasus kekerasan terhadap warga Ahmadiyah di Cikeusik, Pandeglang, terlihat adanya massa yang terorganisasi dengan penanda pita biru. Mantan petinggi TNI kelahiran Purworejo, Jawa Tengah itu menegaskan, kasus kekerasan terhadap pengikut Ahmadiyah sebenarnya persoalan lama. Hanya saja, memang ada kelompok radikal yang ingin membuat Ahmadiyah tidak lagi eksis.
"Mungkin saja itu suatu yang diorganisasikan untuk melakukan penyerangan. Cuma permasalahannya, yang saya dengar, bahwa polisi sudah mengetahui karena sudah ada pengaduan sehari sebelumnya dari Ahmadiyah," ujar Endriartono saat ditemui usai pembubaran Tim Pembela Bibit-Chandra di gedung KPK, Jumat (11/2).
Endriartono pun menyesalkan ketidaksigapan polisi itu. "Polisi tidak cukup sigap untuk melakukan antisipasi kemungkinan itu. Padahal kita tahu sudah ada kasus-kasus sebelumnya tentang penyerangan terhadap Ahmadiyah yang dilakukan bukan secara spontatinitas, melainkan terencana," paparnya.
Baca Juga:
JAKARTA - Mantan Panglima TNI, Jendral (Purn) Endriartono Sutarto, menilai kasus kerusuhan berbau agama di Pandeglang dan Temanggung lebih karena
BERITA TERKAIT
- Tolak PPPK, Ribuan Honorer Satpol PP Desak Prabowo Turun Tangan
- GMNI Tangerang Desak Pemkab Tangerang Segera Bongkar Pagar Bambu di Pantura
- Senator asal NTB Minta Himbara Fleksibel & Permudah Masyarakat dalam Pengajuan Kredit Perbankan
- KPK Sita 3 Unit Bangunan & Tanah Senilai Rp 8,1 Miliar terkait Kasus Dana Hibah Jatim
- Wamentrans Viva Yoga Dorong Dokter Hewan Terlibat di Program Makan Bergizi Gratis
- Tak Hadiri Penetapan KPU, Gubernur-Wagub Kalsel Terpilih Sampaikan Permohonan Maaf