Depresi pada Perempuan
Selasa, 03 Agustus 2010 – 16:16 WIB
Penelitian menunjukkan bahwa depresi pada perempuan dimulai pada masa remaja. Stres dari pergeseran dramatis peran sosial, masalah seksualitas, pemisahan dari orangtua dan perubahan hormon dapat menyebabkan depresi.
Baca Juga:
Beberapa perempuan mengalami depresi yang terus meningkat dengan penambahan anak, merawat orang tua, karier, dan pekerjaan rumah tangga. Selain itu, hormonal dan perubahan mood yang dialami selama siklus menstruasi, kehamilan dan pasca-kehamilan dapat memicu depresi pada perempuan.
Reaksi terhadap stres pada laki-laki cenderung menjadi pemberontak atau menjadi pecandu narkoba, sementara perempuan sering membawa kecemasan mereka yang mengarah ke depresi. Ada juga temuan yang menunjukkan bahwa perempuan lebih mungkin mengakui perasaan sedih dari pada laki-laki, dengan demikian perempuan kadang bisa mencari bantuan profesional untuk masalahnya.
Faktor-faktor lain yang meningkatkan risiko depresi korban kekerasan dan kemiskinan. Perempuan yang telah mengalami pelecehan seksual atau diperkosa sangat berpotensi terkena depresi, karena risiko depresi juga meningkat dalam bentuk pelecehan, seperti pelecehan seksual di tempat kerja dan kekerasan fisik. Semua pelecehan dan kekerasan berakibat korban akan merasa terisolasi dan rendah diri.
MUNGKIN anda salah satu yang percaya dengan istilah hari baik dan buruk (good days and bad days). Namun, jika kita berbicara tentang depresi
BERITA TERKAIT
- Bebica Ajak Wanita Indonesia Cantik Alami dan Lebih Percaya Diri
- Shindy Fioerla Ajak Puluhan Anak Yatim Rayakan Ulang Tahun Noah
- Gebyar Pernikahan Indonesia Hadirkan Nuansa Tradisional
- Simak Info dari IDI Boyolali soal Faktor Utama Pemicu Diare dan Pengobatannya
- IDI Brebes Ajak Masyarakat Mengenali Penyakit Radang Usus dan Pengobatannya
- 5 Khasiat Rutin Minum Air Cengkeh, Bantu Obati Batuk