Depresiasi Rupiah Tekan Pertumbuhan
ndef: Growth Tahun Depan 4,9 Persen
Kamis, 27 November 2008 – 02:30 WIB

Pada penutupan perdagangan saham Rabu (26/11/) IHSG naik tajam 39,010 poin (3,38%) menjadi 1.193,151. Tampak papan IHSG di arena Investor Summit 2008 di Ritz Carlton Jakarta. Foto : MUHAMAD ALI/JAWAPOS
JAKARTA -Proyeksi pertumbuhan ekonomi 2009 diperkirakan berada di level 4,9 persen. Itu berarti lebih optimistis daripada proyeksi IMF, namun lebih pesimistis dibandingkan proyeksi pemerintah di level kisaran 6 persen. Menurut dia, fundamental ekonomi yang diklaim kuat ternyata tumpul disebabkan oleh dua hal. Yaitu, keterlambatan kebijakan pemerintah dan struktur ekonomi yang semu. "Pemerintah terlambat. Kebijakan-kebijakan konkret baru dilakukan pada pertengahan Oktober 2008. Tidak ada deteksi dini yang tepat terhadap kondisi sasaran utama krisis, yaitu perbankan dan matauang," jelasnya.
Direktur Indef M. Ikhsan Modjo mengatakan, tekanan kuat terhadap investasi, ekspor, dan depresiasi rupiah menjadi faktor dominan bagi terkoreksinya pertumbuhan ekonomi Indonesia pada warsa depan. Selain itu, perlambatan ekonomi dunia akan memperlemah kinerja ekspor nasional. Apalagi, Tiongkok dan India, yang diharapkan mampu menjadi penopang limbungnya negara-negara maju, pertumbuhan ekonominya juga menurun.
Hal itu akan mengurangi ekspor komoditas energi dan perkebunan yang selama ini porsinya banyak tersedot ke dua negara itu. "Jadi, tidak bisa sekarang kita bilang bahwa fundamental ekonomi Indonesia masih kuat. Apa yang terjadi saat ini menjadi bukti cukup rapuhnya fundamental perekonomian," ujarnya di Jakarta, Rabu (26/11).
Baca Juga:
JAKARTA -Proyeksi pertumbuhan ekonomi 2009 diperkirakan berada di level 4,9 persen. Itu berarti lebih optimistis daripada proyeksi IMF, namun lebih
BERITA TERKAIT
- 165.466 Kendaraan Meninggalkan Jabotabek saat Libur Panjang
- Satgas Ramadan & IdulFitri Pertamina Dinilai Berhasil Memitigasi Lonjakan Permintaan BBM
- Pemda Diminta Jadi Motor Investasi dan Pemerataan Ekonomi
- PLN IP Siap Penuhi Kebutuhan Hidrogen Sebagai Energi Alternatif Masa Depan
- Estpos Hadir di Pontianak, UMKM Kalbar Siap Masuk Era Digital
- Masyarakat tak Perlu Ragu Bertransaksi Emas Secara Digital di Pegadaian