Depresiasi Rupiah yang Bikin Resah
Hingga Rp 10.220 Per USD, Ekonomi Masih Aman
Senin, 22 Juli 2013 – 06:30 WIB
BI mengukur dampak depresiasi rupiah sepanjang 2012. Di awal tahun (2 Januari 2012), rupiah berada di posisi 9.125 per USD dan di akhir tahun (28 Desember 2012) di posisi 9.670 per USD. Dengan demikian rupiah terdepresiasi 5,97 persen.
BI lantas melakukan rangkaian uji ketahanan dengan asumsi rupiah melemah 6 persen, 9 persen, hingga 12 persen. Jika dihitung dari posisi awal 2012, pelemahan 12 persen berarti rupiah sampai pada posisi 10.220 per USD. Artinya, 150 poin dibanding penutupan akhir pekan lalu yang di posisi 10.070 per USD.
Bagaimana hasil uji ketahanan tersebut? Jika rupiah melemah hingga 10.220 per USD, laba perusahaan sektor manufaktur dengan komponen impor tertinggi bakal menyusut 2,88 persen. Penyusutan laba tersebut menurunkan debt service coverage ratio (DSCR) atau kemampuan membayar kredit 0,19 persen.
"Stress test ini hanya mempertimbangkan faktor rupiah. Jadi, tidak menghitung potensi turunnya permintaan karena perlambatan ekonomi," jelasnya.
RUPIAH kian tak berdaya menghadapi keperkasaan dolar AS. Lantas, sampai level berapakah perekonomian tanah air sanggup melawan tekanan greenback
BERITA TERKAIT
- Pupuk Kaltim Kembali Raih Predikat Platinum di Ajang ASSRAT 2024
- Pegadaian Gelar Media Awards 2024, Puluhan Jurnalis Raih Penghargaan
- Pertamina Regional Indonesia Timur Raih Penghargaan Internasional Best Practice GCSA 2024
- Mendes Yandri Susanto Sebut BUMDes Penting Cegah Efek Negatif Urbanisasi Bagi Desa
- Sertifikasi Halal Lindungi UMK dari Serbuan Produk Luar Negeri
- Kebijakan Perdagangan Karbon Indonesia di COP 29 Dinilai Bermasalah