Deradikalisasi Jihad Melalui Komik ala Eks Pentolan JI Nasir Abbas

Toleransi Datang dari Tahanan Provos Mabes Polri

Deradikalisasi Jihad Melalui Komik ala Eks Pentolan JI Nasir Abbas
Deradikalisasi Jihad Melalui Komik ala Eks Pentolan JI Nasir Abbas
 

Komik yang pembuatannya memakan waktu dua tahun itu juga membuat dirinya semakin yakin dengan konsep jihadnya. Bahwa berjuang di jalan Allah itu membutuhkan kejelasan. Mulai di mana perangnya, siapa musuhnya, dan apa manfaatnya. "Apakah bom Bali jelas" Bom Kuningan, bom Ritz-Carlton, dan Marriott jelas?" tanya dia.

 

Nasir menegaskan bahwa semua tidak jelas. Mengapa" Sebab, dia menilai, dua musuh tidak bertemu. Nasir yang keluar dari JI pada 17 April 2003 itu juga menyatakan tidak jelas siapa musuh pelaku bom. Sebab, kenyataannya, bom justru melukai orang Islam sendiri. Orang-orang seperti Iwan dan Halila. "Bagaimana itu bisa dikatakan jihad?" urainya.

 

Melalui komik full color tersebut, dia berharap anak-anak muda mengetahui benar arti jihad. Hal itu dia lakukan karena sadar bahwa JI atau kelompok ekstrem lain tidak pernah berhenti melakukan regenerasi dengan mengincar anak-anak muda. "Mereka harus berani mengatakan tidak," tegasnya dalam logat Melayu kental.

 

Nasir mengutip sabda Rasulullah yang berbunyi Antum a"lamu biumuuri dun-yaakum yang berarti: kamu lebih tahu tentang urusan duniamu. Dalam konteks menciptakan kedamaian, menurut dia, manusia harus memutar otak dengan sangat. Karena itu, dia menganggap perlunya menumbuhkan toleransi sedini mungkin.

Lewat komik, Nasir Abbas merasa lebih bisa menjangkau anak-anak muda yang rawan tergoda rayuan kelompok radikal. Bagi dia, yang terpenting kini adalah

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News