Deradikalisasi Jihad Melalui Komik ala Eks Pentolan JI Nasir Abbas
Toleransi Datang dari Tahanan Provos Mabes Polri
Sabtu, 10 September 2011 – 08:08 WIB
Pria berkacamata yang menimba ilmu agama kali pertama di Maahad Ittiba?us Sunnah, Negeri Sembilan, Malaysia, itu juga tidak lagi memandang keharusan berdirinya negara Islam di Indonesia. Sebab, dia menilai, tidak ada jaminan kedamaian akan terjadi kalau Indonesia diubah menjadi negara Islam. "Dalam sejarah, di negara Islam pun masih banyak konflik," ucapnya.
Karena itu, yang paling penting adalah menciptakan toleransi tersebut. Sebab, pada hakikatnya, Islam adalah agama damai. Apa pun undang-undang, ideologi negara, dan siapa pun pemerintahnya. "Apa gunanya negara Islam tapi tidak keruan. Yang penting akhlak baik," tegasnya.
Nasir sadar, konsepnya itu bertentangan dengan kelompoknya dahulu dan beberapa organisasi Islam lain. Namun, dia menegaskan tidak pernah takut dengan semua itu. Dia menyatakan siap berdialog dengan siapa saja yang masih keukeuh dengan konsep jihad ekstrem. "Kalau ada niat yang tidak baik kepada saya, itu sudah kuasa Allah," ungkapnya. (*/c5/ttg)
Lewat komik, Nasir Abbas merasa lebih bisa menjangkau anak-anak muda yang rawan tergoda rayuan kelompok radikal. Bagi dia, yang terpenting kini adalah
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408