Deradikalisasi Tak Cukup Hanya Bagi Mantan Teroris
jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik Adi Prayitno menilai, program deradikalisasi perlu diperluas dan diberlakukan secara masif di tengah masyarakat.
Program deradikalisasi tak cukup hanya bagi mantan pelaku terorisme.
Menurut Adi, langkah tersebut penting untuk memberantas bibit-bibit kekerasan.
Pasalnya, belakangan ini banyak orang belajar agama hanya mengandalkan media sosial, di mana pesan-pesan yang disampaikan belum terkonfirmasi kebenarannya.
"Sekarang terjadi urban sufisme di kalangan perkotaan. Mereka memiliki pendidikan dan ekonomi yang baik, tapi potret keagamaannya berbeda dari NU dan Muhammadiyah,"ujar Adi kepada JPNN, Minggu (20/5).
Sufisme perkotaan, kata pengajar di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarief Hidayatullah Jakarta ini, memiliki paham keagamaan yang relatif inklusif.
Misalnya, bisadengan mudah mengkafirkan seseorang yang dinilai tidak sejalan dengan pandangan mereka.
"Jadi harus diubah model deradikalisasi. Teroris iya di deradikalisasi, tapi di saat bersamaan juga penting dilakukan di tengah masyarakat secara masif," ucapnya.
Masih ada bibit urban sufisme di kalangan perkotaan yang perlu diberikan bimbingan deradikalisasi.
- Program Deradikalisasi BNPT Diapresiasi Delegasi Selandia Baru
- Kepala BNPT Ingatkan Waspadai Perkembangan Ideologi Terorisme dari Akarnya
- Gelar Rakernas 2024, BNPT Fokus Lindungi Perempuan, Anak, dan Remaja
- Tingkatkan Kesejahteraan Mitra Deradikalisasi, BNPT dan PT MSI Siapkan Smart Farming
- BNPT: Penyesuaian Kelembagaan untuk Keutuhan NKRI
- BNPT dan Kementan Sepakat Meningkatkan Kesejahteraan Mitra Deradikalisasi