Deradjat Ginandjar, Pengidap HIV/AIDS yang Berprestasi Internasional lewat Sepak Bola
Bangga Bisa Kalahkan Italia dan Belanda
Rabu, 28 September 2011 – 08:08 WIB
Ginan lantas mengisahkan penggalan hidupnya. Dia mulai tertarik pada sepak bola ketika bertekad ingin membuat perubahan dalam hidupnya. Saat itu pada 2003, tiga tahun setelah dia divonis mengidap virus HIV, bersama empat temannya, Ginan mendirikan Rumah Cemara. Ini adalah sebuah komunitas yang menjadi tempat berkumpul orang yang pernah hidup dengan narkoba. Juga mereka yang akhirnya terkena HIV/AIDS.
"Kami awalnya hanya menjadi rumah berkumpul dan berbagi pengalaman bagi mereka yang pernah hidup dengan narkoba dan sampai ada yang terkena HIV. Tujuannya, agar bisa menjalani hal yang positif," beber lulusan ilmu pemerintahan Universitas Padjadjaran (Unpad) tersebut.
Ginan menjelaskan, sepak bola memang menjadi salah satu jalan yang membuat dirinya bisa kembali bahagia menjalani hidup meski telah positif mengidap HIV. Dia bisa menyalurkan kreativitasnya di tengah keterbatasan kondisi tubuh yang digerogoti virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh itu.
Dia ingat betul bagaimana tubuhnya pernah berada dalam kondisi terlemah semenjak mengidap HIV. Saat itu, lanjut Ginan, kekebalan tubuhnya hanya berada dalam angka 138. Jauh dari angka kekebalan tubuh (CD 4) manusia normal yang berada di angka 450.
Bertahun-tahun menjadi pengidap HIV/AIDS tak membuat Deradjat Ginandjar Koesmayadi berputus asa. Dia tetap bersemangat melakoni hidupnya. Puncaknya,
BERITA TERKAIT
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas