Derita Sopir Taksi Konvensional Ini Bikin Sedih Banget
jpnn.com - Bisnis jasa transportasi online sudah merambah ke kota-kota besar di Indonesia. Dampaknya, tak hanya angkot, taksi-taksi konvensional pun ikut babak belur. Pendapatan terjun bebas, hingga masa depan anak tak karuan.
LALU MOHAMMAD ZAENUDIN, Mataram
YUDI menghempaskan tubuhnya di atas tembok depan sebuah hotel di Kota Mataram, NTB. Tangannya berulang kali merogoh kantong celana.
Seperti hendak memastikan jumlah sesuatu di dalam sana. Sekali waktu ia mendengus panjang. Menghempaskan beban yang menyesakkan dada.
“Sepi. Dari tadi,” cetus Yudi.
Ia kembali memicingkan mata. Memperhatikan orang yang lalu lalang di sana. Sebentar wajahnya terlihat cerah, sebentar murung. Ah! Suasana tak nyaman. “Hampir setiap hari seperti ini,” sesalnya.
Yudi mengaku sudah menanti dari pagi. Tapi tak seperti dulu. Saat ini kalau ada penumpang lebih dari tiga sudah mujur. Itupun jaraknya dekat-dekat.
“Bisa bawa pulang di atas Rp 100 ribu, pakaian istri tipis menggoda. Tapi kalau bawa di bawah Rp 40 ribu atau kurang, langsung apa-apa digembok,” sesalnya setengah berseloroh.
Para sopir taksi konvensional yang sebelumnya bisa mendapatkan Rp 300 ribu hingga Rp 400 ribu per hari, kini jauh terjun di bawah harapan.
- Pekerja Ekonomi Gig Perlu Memahami Pentingnya Perlindungan Sosial
- Tingkatkan Pelayanan, inDrive Berkomitmen Prioritaskan Aspek Keselamatan
- Tarif Transportasi Online Naik, Pengamat: Pemerintah Perhatikan Kualitas Kendaraan
- Kemenhub Dorong Masyarakat Beralih Gunakan Kendaraan Listrik
- Terinspirasi Transportasi Online, Kerenku Sediakan Layanan Salon di Rumah
- Hasil Survei RISED Tentang Pola Kemitraan Transportasi Online