Desa Bonebone, Kampung Berhawa Dingin yang Bebas Asap Tembakau
Tamu Harus Keluar Desa bila Ingin Merokok
Kamis, 10 Juni 2010 – 09:18 WIB
Ide menjadikan Bonebone sebagai desa bebas asap rokok berawal dari pemikiran Idris. Saat itu, dia masih menjabat kepala Dusun Bonebone. Idris mengaku melontarkan ide itu lantaran prihatin melihat kondisi penduduk desa yang "diperbudak" rokok.
"Saat itu, rata-rata penduduk desa merokok sejak kecil. Bahkan, murid kelas 2 SD pun sudah merokok. Orang tua mereka tidak melarang dengan alasan kondisi kampung memang dingin dan cocok untuk merokok," ungkapnya.
Ironisnya, kata dia, anak-anak Bonebone sulit melanjutkan pendidikan ke tingkat SMA, apalagi perguruan tinggi, dengan alasan keterbatasan biaya. "Kan aneh. Mereka mampu beli rokok tiap hari, tapi tidak punya uang untuk menyekolahkan anak," tegasnya.
Pada 1998, Hanaki, perempuan warga Bonebone, divonis dokter menderita kanker paru-paru karena rokok. Momen itu dimanfaatkan Idris untuk mengumpulkan tokoh masyarakat dan pemuka adat desa untuk menggagas desa bebas rokok.
JIKA Anda perokok, jangan coba-coba membawa kebiasaan tersebut ke Desa Bonebone, Kecamatan Baraka, Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Sebab, warga
BERITA TERKAIT
- Setahun Badan Karantina Indonesia, Bayi yang Bertekad Meraksasa demi Menjaga Pertahanan Negara
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala