Desa Jamblang, Desa Terompet
Senin, 31 Desember 2012 – 08:07 WIB
"Dari bulan Februari persiapannya. Karena butuh stok banyak, satu pelanggan minimal 8000 terompet. Apalagi dibuatnya manual dengan tangan. Jadi lama," bebernya.
Setelah stok terompet yang ia buat tercukupi, barulah Sartiman mulai memasarkan terompet di bulan November. Sistem pengirimannya yang terbilang mudah, membuat pembeli dari luar Jawa nyaman.
"Barang tinggal kirim, uang tinggal transfer. Komunikasi hanya dengan telepon. Mudah. Jadi yang luar Jawa tidak harus jauh-jauh kesini. Meskipun, awalnya mereka kesini dulu untuk lihat langsung. Tapi sekarang sudah terbiasa dengan sistem ini," terangnya.
Untuk sekali pengiriman terompet, Sartiman meraup keuntungan yang begitu fantastis. Satu pelanggan tetapnya mampu memberi pemasukan untuknya berkisar Rp 20-30 juta dalam satu kali transaksi. Dengan harga terompet berkisar Rp 50ribu sampai Rp 110ribu per kodi. Bayangkan saja, bisnis ini tak main-main.
DESA Jamblang saat menjelang pergantian tahun dikenal sebagai Desa Terompet. Lantaran mayoritas warganya berbondong-bondong menjadi pengrajin terompet.
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408