Desa Mbah Marijan Dihidupkan Lagi

Desa Mbah Marijan Dihidupkan Lagi
SEORANG warga memasak di sekitar reruntuhan rumahnya di Desa Umbulharjo, Cangkringan, Sleman (12/12). Pasca dicabutnya status Awas Gunung Merapi, warga mulai kembali ke lokasi rumah masing-masing untuk beraktivitas. Sebagian warga melakukan kerja bakti, lainnya memanfaatkan halaman rumahnya untuk berjualan makanan. Foto : HERMITIANTA/RADAR JOGJA
SLEMAN - Gunung Merapi sudah tidak lagi bergolak. Sebagian masyarakat pun sudah mulai kembali ke rumah mereka, meski sekadar untuk menengok. Di Dusun Kinahrejo, Umbulharjo, Cangkringan, tampak warga memasak air putih menggunakan alat seadanya.

Di dekat dia memasak air, terdapat onggokan bangkai mobil APV yang sudah berkarat.  Mobil tersebut adalah mobil yang dipakai relawan yang rencananya akan dipakai untuk mengevakuasi juru kunci Merapi Mbah marijan sebelum terjadi erupsi pada 26 Oktober lalu. Sebelum evakuasi, ternyata Merapi erupsi.

Mbah Marijan meninggal dunia bersama wartawan vivanews.com Yuniawan Wahyu Nugroho alias Wawan, relawan PMI Tutur Priyanto, dan sejumlah warga. "Niki untuk ngombe. (Ini untuk minum)," ujar seorang perempuan yang memasak air tersebut. Namun, perempuan tersebut enggan menyebutkan namanya.

     

Di sisi lain, aktivitas Merapi yang sudah menurun tersebut dimanfaatkan masyarakat untuk melihat dari dekat lereng gunung yang tingginya hampir tiga ribu meter dari atas permukaan laut tersebut. Rata-rata mengendara sepeda motor, masyarakat naik hingga ke lokasi yang hangus akibat terjangan debu vulkanik Merapi pada erupsi besar kedua sejak 5 November silam. Desa-desa di Cangkringan tampak gersang. Pohon-pohon meranggas. Hanya ada sedikut daun pohon yang pupus, kembali tumbuh.

SLEMAN - Gunung Merapi sudah tidak lagi bergolak. Sebagian masyarakat pun sudah mulai kembali ke rumah mereka, meski sekadar untuk menengok. Di Dusun

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News