Desa Paringan di Ponorogo yang Semakin Banyak Dihuni Pengidap Schizophrenia (Gila)
Pak Kades Sering Urunan Bawa Warga yang Kumat ke RSJ
Minggu, 05 Juni 2011 – 09:29 WIB

Salamah (tiga dari kanan), pengidap schizophrenia yang dulunya bintang kelas. Foto: KARDONO/JAWA POS
Sarfin mencontohkan, ketika mulai didata secara serius pada Maret lalu, penderita schizophrenia masih 51 orang. Namun, tak sampai tiga bulan kemudian, jumlahnya menjadi 62 orang. "Sekitar dua minggu lalu, seorang TKI asal desa ini yang baru pulang dari Libya tiba-tiba terkena," kata pria 65 tahun itu. Untuk ukuran desa di Ponorogo, jumlah ini sangat mencolok.
Baca Juga:
Hingga kini, penyebab banyaknya penderita schizophrenia di desa tersebut masih sama misteriusnya dengan penyebab schizophrenia. "Pernah ada satu tim dari RSJ Lawang dan Dinkes Ponorogo yang datang untuk meneliti. Tapi, hingga sekarang kami belum tahu penyebabnya," terang Sarfin.
Heru Setiawan, salah satu staf di balai Desa Paringan, menduga, schizophrenia kian banyak terjadi karena dipicu masalah pribadi. "Seperti salah satu warga kami. Karena gagal ikut audisi menyanyi, dia langsung stres dan gila sampai sekarang," kata pria yang belakangan kian sibuk menjadi tandem Sarfin dalam menolong warga yang sedang "kumat" itu.
Sebelum pendataan pada Maret lalu, Sarfin mengaku sudah kerap dimintai tolong penduduk desanya. Ini seperti yang dilakukan Ny Demes, salah satu warganya. Nasib Demes memang yang paling malang. Tiga anak lelakinya mengidap schizophrenia. "Beberapa kali dia (Demes, Red) minta tolong kepada saya untuk membuang anaknya. Saya kan juga bingung. Mosok mau buang anak orang," tuturnya.
SELAIN kampung idiot, di Ponorogo terdapat kampung yang juga menyedihkan. Kampung tersebut dijuluki kampung sinting. Sebab, di daerah itu jumlah
BERITA TERKAIT
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu