Desa Paringan di Ponorogo yang Semakin Banyak Dihuni Pengidap Schizophrenia (Gila)

Pak Kades Sering Urunan Bawa Warga yang Kumat ke RSJ

Desa Paringan di Ponorogo yang Semakin Banyak Dihuni Pengidap Schizophrenia (Gila)
Salamah (tiga dari kanan), pengidap schizophrenia yang dulunya bintang kelas. Foto: KARDONO/JAWA POS
Bukan itu saja. Sarfin pun sempat ditelepon oleh para TKI asal Desa Paringan yang kini bekerja di luar negeri. Mereka marah-marah karena malu kampungnya disebut kampung sinting. Bukan itu saja, wartawan Radar Madiun (Jawa Pos Group) yang ngepos di dewan Ponorogo juga disindir oleh kalangan dewan sebagai wartawan sinting.

Tapi, Sarfin tetap tegar. "Faktanya memang seperti itu dan kami sudah cukup susah dengan fenomena ini. Kami tak ingin menutup-nutupinya," katanya.

Apalagi, karena keterbatasan ekonomi dan fasilitas, penanganan para penderita schizophrenia di Desa Paringan sangat minim. Bila kumat, mereka baru dibawa ke RSJ. Padahal, terapi penderita schizophrenia harus berkelanjutan, seumur hidup, dan tak boleh putus. "Kalau sempat terputus, akan semakin sulit penyembuhannya. Begitu kata dokter di RSJ Lawang. Tapi, kami tak mampu melakukannya," tambahnya.

Obat-obatan untuk penderita schizophrenia bisa mencapai Rp 350 ribu per bulan. Ini masih di atas rata-rata "pendapatan per kapita" penduduk setempat. "Itu pun beli di apotek dengan harga paling murah," terang Sarfin.

Di puskesmas memang ada obat gratis sumbangan RSJ Lawang. Namun, jumlahnya terbatas. Kadang baru dua minggu, jatah obat tersebut sudah habis. Ketika cerita tentang kampung sinting ini beredar, sejumlah bantuan pun datang. Di antaranya dari Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Surabaya. Mereka berencana mendirikan sebuah panti rehabilitasi di bekas gedung sekolah di kampung itu yang sudah tak terpakai. Rencananya, ada tempat rawat inap dan dua dokter. Bagaimana operasionalnya" "Itu yang kami belum tahu," kata Sarfin.

SELAIN kampung idiot, di Ponorogo terdapat kampung yang juga menyedihkan. Kampung tersebut dijuluki kampung sinting. Sebab, di daerah itu jumlah

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News