Desak Kapolda Sumsel Usut Dugaan Pungli Sertifikasi Guru

jpnn.com - PALEMBANG - Puluhan pemuda yang tergabung dalam Front Aliansi Anti Korupsi Indonesia (FAKSI) menggelar aksi damai di depan Mapolda Sumsel, Senin (25/8) sekitar pukul 09.30 WIB. Kedatangan mereka ke Mapolda Sumsel guna menyampaikan tuntutan mereka Polda agar mengusut tuntas program pelatihan terhadap sertifikasi guru 2014 yang dilaksanakan di Semarang yang terindikasi korupsi.
Dengan membawa spanduk bertuliskan seperti "percuma ustad kalau bejad", "Depag Palembang bukan rampok", "usut tuntas indikasi pungli di Kandepag", dan "stop pungli terhardap guru-guru sertifikasi".
Hasbi Nusantara, koordinator aksi dengan lantang menyuarakan penolakan dugaan korupsi yang dilakukan oleh pihak Kementerian Agama Palembang.
"Guru-guru itu saudara kita, mereka pahlawan tanpa tanda jasa, tapi kenapa saat Depag Palembang mengadakan acara pelatihan sertifikasi di Semarang, para guru ini dimintai sejumlah uang Rp400 ribu per orang, sebagai syarat kelulusan," kata Hasbi.
Karena itu FAKSI mendesak Kapolda Sumsel, Irjen Pol Saud Usman Nasution segera memanggil kepala kantor Kemenag Kota Palembang Drs H Alfajri untuk mempertanggungjawabkan atas dugaan pungutan liar (pungli) pada program sertifikasi guru 2014.
"Kami mendesak pihak Polda Sumsel memanggil ustaz-ustaz bejad di Depag Sumsel, sekaligus memecat yang terindikasi korupsi," pungkasnya. (cj13)
PALEMBANG - Puluhan pemuda yang tergabung dalam Front Aliansi Anti Korupsi Indonesia (FAKSI) menggelar aksi damai di depan Mapolda Sumsel, Senin
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Festival Budaya di Rumah Singgah Tuan Kadi, Harmoni Melayu & Seruan Peduli Lingkungan
- Pendaki Gunung Ranai Dievakuasi Setelah Terpeleset dan Mengalami Cedera Kaki
- Jasad Korban Banjir di Murung Raya Ditemukan Tersangkut di Dahan Pohon Sawit
- Banjir Rendam Sejumlah Rumah Warga di Kalianda Lampung Selatan, Tak Ada Korban Jiwa
- Kodam I/Bukit Barisan Bantu Warga yang Diduga Diintimidasi Ormas
- Farhan Bimbang Tindak Tegas Kusir Delman yang Getok Tarif Tak Wajar di Bandung