Desak KY Segera Garap Hakim Parlas Cs
jpnn.com - JAKARTA - Koalisi Anti Mafia Hutan (KAMH) menyambangi kantor Komisi Yudisial. Mereka menuntut Komisi Yudisial memberikan sanksi kode etik terhadap tiga hakim Pengadilan Negeri Palembang yang memutuskan PT BMH tidak bersalah atas kebakaran hutan.
Salah seorang anggota koalisi yang juga peneliti dari AURIGA Sahrul Fitra mengatakan, tiga hakim Pengadilan Negeri Palembang keliru memutuskan perkara perdata yang dilayangkan oleh pemerintah pada PT BMH.
"Kami menilai hakim tidak profesional dalam menjalankan tugas. Pertimbangan hakim kebakaran berasal dari lahan masyarakat tidak dijelaskan. Lalu lahan gambut, evaluasi ekonomi kehutanan itu tidak pernah dibuktikan di persidangan," kata Sahrul di gedung Komisi Yudisial, Jakarta, Jumat (8/1).
Dampak kebakaran hutan juga, sambung Syahrul, membuat seluruh aktifitas di Palembang dan sekitarnya, dirugikan. Seperti terganggunya jadwal penerbangan, belajar-mengajar, dan sebagainya.
Bahkan hakim menutup mata perihal banyaknya masyarakat Palembang yang tewas menghirup udara akibat pembakaran gambut itu.
"Hakim juga mengatakan laporan masyarakat terhadap lahan kebakaran itu tidak ada buktinya. Itu tidak pernah dibuktikan sama sekali dalam porses pengadilan. Sebab itu kami minta KY segera periksa hakim dan bisa memberikan kepastian publik sehingga masyarakat tidak kecewa," terangnya. (Mg4/jpnn)
JAKARTA - Koalisi Anti Mafia Hutan (KAMH) menyambangi kantor Komisi Yudisial. Mereka menuntut Komisi Yudisial memberikan sanksi kode etik terhadap
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Connie Tanggapi Status Tersangka Hasto, Lalu Bicara Kasus Pencucian Uang Kakak & Adik
- Kompolnas Temukan Fakta Baru soal Pemerasan Polisi Terhadap Penonton DWP
- Temukan Aset yang Tak Dilapor, KPK Proses Kepala BPJN Kalbar
- Mahasiswi UPI Tewas Terjatuh, Polisi Ungkap Fakta Baru
- Gelombang Tinggi Diprediksi Terjadi di Laut Banten, BMKG Imbau Nelayan Waspada
- Usut Penyebab Mahasiswi UPI Bandung Jatuh dari Lantai 2 Gymnasium, Polisi Periksa CCTV