Desak Menko Polhukam Tindak Ormas Anarkis

Desak Menko Polhukam Tindak Ormas Anarkis
Desak Menko Polhukam Tindak Ormas Anarkis
Pada 16 Agustus lalu, sekelompok massa menyerang dan membakar kompleks permukiman pengikut Tarekat At Tijaniyah. Penyerangan itu mengakibatkan sejumlah korban. ”Sepatutnya Mabes Polri memberikan perhatian khusus kepada wilayah Jabar,” tutur Eva.

Menurut dia, hingga saat ini Jabar tercatat sebagai provinsi yang frekuensi kekerasan berlatar belakang agamanya paling tinggi se-Indonesia. Pihaknya juga meminta Menko Polhukam menyikapi serius fenomena anarkisme berbasis agama seperti yang terakhir terjadi di Cisalopa itu.

”Yaitu dengan membuat kebijakan dan tindakan khusus atas keberadaan ormas-ormas yang sering bertindak sebagai provokator tindakan anarkisme,” tandasnya.

Hal itu penting agar tren tindakan anarkisme berlatar belakang agama bisa segera dihentikan. ”Sehingga tidak menodai upaya membangun RI yang demokratis berdasar Pancasila yang sejalan dengan nilai Islam moderat,” tambahnya.

Di sisi lain, menurut Eva, ormas-ormas besar Islam seperti NU dan Muhammadiyah juga sepatutnya memberikan perhatian lebih atas keberadaan aliran-aliran yang tidak mainstream di masyarakat. Komunikasi perlu lebih intens dilakukan untuk menghindarkan mereka menjadi sasaran kelompok garis keras yang melihat persoalan dari kacamata kuda.

JAKARTA – PDI Perjuangan (PDIP) prihatin atas masih maraknya kekerasan berlatar belakang agama yang dilakukan kelompok massa hingga saat ini.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News