Desak Pelabuhan Dumai Jadi Pelabuhan Impor-Ekspor
Jumat, 10 Desember 2010 – 01:20 WIB
"Sementara data bea masuk dan keluar tahun 2009 sebesar Rp247 Miliar dan meningkat di tahun berikutnya senilai Rp2,4 Triliun," ungkap Idris.
Berdasarkan perkembangan eskpor migas, non migas dan bea masuk/keluar itu seharusnya pemerintah memiliki indikator untuk menetapkan tujuan pelabuhan yang hanya dilewati oleh IT-produk tertentu.
“Harus ada indikator menetapkan tujuan pelabuhan yang dilewati produk tertentu. Dumai harus dikasih kesempatan untuk impor produk makanan dan minuman. Karena pelabuhan Dumai secara ekspor lebih produktif dalam memberikan kontribusi kepada negara,“ ujarnya.
Lebih jauh, kata Idris dampak Permendag tersebut minat asing untuk investasi di Dumai sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) menjadi mandeg. Terlebih Menko Perekonomian telah menetapkan Riau sebagai kluster industri sawit. “Disini terlihat kebijakan Kemendag dengan Menko Perekonomian kontradiktif. Banyak investor menunda investasi di Dumai, karena sikap pemerintah yang tak konsisten,“ ujarnya.(fas/jpnn)
JAKARTA — Anggota Fraksi Partai Golkar Idris Laena mendesak Menteri Perdagangan untuk menetapkan pelabuhan Dumai sebagai salah satu pelabuhan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- 391 Peserta Ikuti SKB CPNS Kota Bengkulu
- Menjelang Nataru, Polda Lampung Gelar Operasi Lilin Krakatau 2024
- Jadi Mitra Strategis Kementan, Kementrans Siap Bantu Penyediaan Tenaga Kerja
- Pengamanan Nataru, Polres Banyuasin Kerahkan 304 Personel Gabungan
- Jalur Puncak Bogor Malam Tahun Baru Ditutup untuk Kendaraan
- Kasus Suap Seleksi PPPK Batu Bara, 5 Terdakwa Divonis 1 Tahun Penjara