Desak Pemerintah Seriusi Kasus Penembakan TKI di Malaysia
jpnn.com - JAKARTA - Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, Aida Zulaikha Nasution mendesak Pemerintah RI jangan hanya menganggap serangkaian insiden penembakan oleh PolisiDiraja Malaysia (PDRM) terhadap para TKI di Malaysia sebagai pidana biasa. Menurutnya, penembakan terhadap TKI justru sudah jadi ajang PDRM untuk mendapatkan penghargaan dari kesatuannya.
"Penembakan TKI ilegal oleh PDRM tersebut sudah mengarah kepada pelanggaran hak asasi manusia karena alasan merampok yang selama ini dipakai PDRM tidak pernah mereka buktikan. Bahkan setiap oknum PDRM usai melakukan penembakan TKI ilegal hingga tewas diberi penghargaan berupa kenaikan pangkat oleh kesatuannya. Masalah hukumnya tidak pernah diselesaikan," kata Aida usai Sidang Paripurna DPD, di gedung Nusantara V, kompleks Parlemen, Senayan Jakarta, Selasa (19/11).
Ia mencontohkan kejadian terakhir penembakan terhadap empat TKI asal Batam di Selangor, Malaysia, 11 Oktober lalu. Empat TKI itu adalah Wahyudi (28), Hery Setiawan (33), Ikroniansyah (25), dan Hapat bin Angang (40).
"Empat TKI ilegal tersebut ditembak mati oleh PDRM di kediaman mereka, di kawasan Hiliran Ampang, Selangor. Tuduhan yang dipakai adalah perampokan oleh geng perampok 'Afat'. Tapi tidak jelas, siapa yang dirampok dan di mana kejadiannya," ungkap senator asal Provinsi Kepulauan Riau itu.
Merujuk keterangan yang diperoleh dari para istri korban, kata Aida, TKI yang malang itu bekerja di perkebunan sawit kawasan Selangor. Mereka masuk ke Malaysia dengan status TKI ilegal dan ketika kembali ke Batam tidak pernah membawa banyak uang. "Saya dapat informasi tersebut langsung dari Defri, istri dari korban Wahyudi," kata Aida.
Setelah beberapa minggu empat TKI ilegal ditembak mati, lanjut Aida, muncul berita bahwa anggota PDRM yang melakukan penembakan mendapat kenaikan pangkat. "Sementara bukti-bukti hukum tindakan perampokan tidak pernah terungkap," ujar dia.
Selain itu, kata Aida, PDRM juga telah diperalat oleh para cukong TKI ilegal dengan cara menyogoknya agar sejumlah TKI ilegal ditangkap atau dibunuh dengan alasan sering membuat rusuh.
"Padahal yang terjadi itu, para cukong tidak memberikan gaji TKI ilegal dan itu terjadi bertahun-tahun. Karena jumlah uangnya sudah banyak, mereka suap PDRM untuk menangkapi dan menembak TKI ilegal. Modus ini terjadi secara massal di negara-negara bagian Malaysia dan korbannya pasti TKI," jelasnya.
JAKARTA - Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, Aida Zulaikha Nasution mendesak Pemerintah RI jangan hanya menganggap serangkaian insiden penembakan
- Pertamina Patra Niaga Uji Penggunaan Bioethanol E10 Bersama Toyota dan TRAC
- Polisi yang Ditembak Mati Rekan Sendiri Dapat Kenaikan Pangkat Anumerta dari Kapolri
- Sekte Indonesia Emas Dideklarasikan Untuk Mewujudkan Perubahan Sosial
- PFM Tegaskan Ada 15 Kementerian dan 28 Badan Teknis yang Perlu Diawasi
- Unilever Sebut Inklusi, Kesetaraan, dan Keragaman Kunci Bisnis Berkelanjutan
- Kapolri Ajak Pemuda Muhammadiyah Berantas Judi Online & Polarisasi Pilkada Serentak