Desak Pemerintah Tegur CIFOR
Kamis, 06 Oktober 2011 – 04:39 WIB
JAKARTA – Kegelisahan kalangan Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia (APKI) yang merasa dituduh oleh Center for International Forestry Research (CIFOR) sebagai penyumbang emisi gas dan perusak hutan, kini mulai melibatkan kalangan Istana. Pasalnya apa yang sempat di beritakan oleh CIFOR diesbut-sebut bisa mengangganggu stabilitas perekonomian nasional. Agus menyerahkan sepenuhnya kepada APKI apakah akan menempuh langkah hukum kepada CIFOR. “Kalaupun menggugat itu boleh-boleh saja. Tetapi pemerintah tidak menganjurkan atau menghalangi sikap seperti itu. Namun sekali lagi, pemerintah tidak pernah memusuhi pengusaha,” ujar Agus.
Staf Khusus Presiden untuk Perubahan Iklim Agus Purnomo mengakui CIFOR entah secara sengaja atau tidak sudah memelintir pidato resmi SBY saat membuka Konferensi Internasional Kehutanan Indonesia ‘Alternative futures to meet demands for food, fibre, fuel, and REDD+’, di Jakarta pada Selasa (27/9) lalu.
Baca Juga:
Ditegaskan Agus, Presiden SBY sama sekali tidak menyebutkan industri apa yang menyebabkan tingginya emisi gas karbon dunia. “Presiden tidak pernah mengatakan itu. Isi lengkap pidato Pak SBY sifatnya juga terbuka, tersedia di situs resmi pemerintah. Perlu diketahui juga, pemerintah tidak pernah memusuhi pengusaha,” kata Agus kepada wartawan, saat menanggapi kecaman APKI terhadap CIFOR yang dinilai memojokkan kalangan pengusaha karena memelintir pidato SBY, Rabu (5/10).
Baca Juga:
JAKARTA – Kegelisahan kalangan Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia (APKI) yang merasa dituduh oleh Center for International Forestry Research
BERITA TERKAIT
- Mohon Diperhatikan, Insentif Pemerintah Tidak Cukup Bantu Masyarakat
- Harga Emas Antam Hari Ini 26 Desember Stabil, Berikut Daftarnya
- Pengumuman, Beras Bakal Kena PPN 12 Persen, Simak Detailnya
- BRI Insurance Hadirka Perlindungan di Liburan Natal dan Tahun Baru
- INALUM Raih Pencapaian Tertinggi Dalam Produksi & Penjualan Aluminium
- Inovasi Pelumas Baru EMLI Diklaim Mampu Bersaing Secara Global