Desak Pemerintah Tegur CIFOR
Kamis, 06 Oktober 2011 – 04:39 WIB

Desak Pemerintah Tegur CIFOR
Sementara itu, pengamat hukum UI DR Teuku Nasrullah malah meminta pemerintah Indonesia mewaspadai gerakan-gerakan asing yang berpotensi merugikan kepentingan nasional. “Di internal Indonesia kita boleh beda pendapat, tetapi kepentingan bangsa ini jauh lebih penting. Pemerintah tidak boleh membiarkan berita bohong seperti itu berkembang liar,” tegas dia.
Baca Juga:
Sebelumnya, Ketua Presidium APKI Muhammad Mansur menilai CIFOR ingin mengadu domba pemerintah Indonesia dengan APKI. Menurut Mansur, CIFOR telah menyebarkan kebohongan karena memelintir pidato resmi Presiden SBY. "Tetapi seolah-olah SBY mengucapkan itu. Ini sangat merugikan, dan bisa memojokkan asosiasi industri pulp dan kertas,” seru Mansur dalam rilisnya, (3/10).
Fakta itu bisa dilihat dalam tulisan Daniel Cooney di situs milik CIFOR, tertanggal 27 September 2011, yang berjudul "Indonesia’s leader says he will dedicate final years of his presidency to protect rainforest."
Contoh kalimat yang dipelintir atau disisipkan di antara pernyataan Presiden tersebut ada di alinea lima. "Indonesia kehilangan kira-kira 1,1 juta hektare (ha) hutannya setiap tahun. Sebagian besar disebabkan oleh penebangan yang tidak lestari yang meliputi konversi hutan menjadi perkebunan untuk kelapa sawit dan industri pulp dan kertas. “Nyatanya, seluruh kalimat itu tidak ada dalam pidato Presiden SBY," ungkapnya.
JAKARTA – Kegelisahan kalangan Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia (APKI) yang merasa dituduh oleh Center for International Forestry Research
BERITA TERKAIT
- PLN IP Siap Penuhi Kebutuhan Hidrogen Sebagai Energi Alternatif Masa Depan
- Estpos Hadir di Pontianak, UMKM Kalbar Siap Masuk Era Digital
- Masyarakat tak Perlu Ragu Bertransaksi Emas Secara Digital di Pegadaian
- Harga Emas Antam Hari Ini Sabtu 19 April 2025: Tetap Stabil di Rp 1,965 Juta Per Gram
- BPKH Catat Kinerja Positif 2024, Indra Gunawan: Lampaui Target Dana Kelolaan
- Update Harga Emas Antam Hari Ini, Sabtu 19 April 2025, Stabil