Desak Polisi Bongkar Sindikat Pembuatan Akta Kelahiran Palsu

jpnn.com - MALANG - Polisi terus berupaya membongkar sindikat pembuatan akta kelahiran palsu di Kabupaten Malang. Setelah beberapa hari mengumpulkan informasi, aparat dari Polres Malang mulai bertindak dengan memeriksa beberapa makelar yang diduga mengerti alur pembuatan akta palsu.

Polisi telah meminta keterangan seorang makelar. Setelah dikroscek, informasi soal peredaran akta kelahiran palsu itu ternyata memang benar. "Iya. Saat ini kami mengumpulkan bukti-bukti dulu,'' kata Wakapolres Malang Kompol Pranatal Hutajulu ketika dikonfirmasi kemarin (24/5).

Dia menjelaskan, pihaknya sengaja mengumpulkan bukti-bukti untuk membongkar pencetak akta kelahiran palsu tersebut. Tetapi, Pranatal belum bersedia mengungkap sasaran utama polisi secara detail. Dia juga menolak menyebut nama lengkap makelar yang dipanggil paksa oleh polisi tersebut.

Namun, berdasar penelusuran, makelar yang diperiksa itu berinisial RD. Dia diketahui berhubungan baik dengan orang dalam di jajaran Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dispendukcapil) Kabupaten Malang. Menurut keterangan RD, polisi mungkin akan membongkar sindikat pembuatan akta kelahiran palsu tersebut.

Menanggapi informasi itu, Lumbung Informasi Rakyat (Lira) Malang Raya yang juga mengumpulkan bukti pembuatan akta palsu hanya menanggapi dingin. Menurut M. Zuhdi Achmady, koordinator Lira Malang, yang patut menjadi target polisi adalah pencetak akta kelahiran palsu. Dia menjelaskan bahwa makelar hanya bertugas memberi informasi.

Dalam banyak kasus, kata dia, makelar tidak mengetahui bahwa jalur yang ditempuh merupakan sindikat pembuat akta palsu. Zuhdi juga mengungkapkan bahwa RD berhenti dari pekerjaannya sebagai makelar sejak terungkap banyaknya akta kelahiran palsu.

"Saya berharap polisi bisa bekerja sesuai dengan protap. Jangan sampai ada yang harus dikorbankan. Kalau makelar mengaku, harus ditelusuri kepada siapa dia mengurusnya,'' ujarnya. Dengan begitu, lanjut dia, sindikat pembuat akta palsu bisa dibongkar hingga akar. (by/c2/lid/JPNN/c14/dwi)