Desak Usut Dugaan Siswa SD Dipaksa Ikut Unas SMP
“Mereka semua benar-benar murid kelas 9 MTs Daarul Hadits,” ujar Suryadi.
Meski membantah, Suryadi sendiri mengaku tidak tahu secara rinci berapa jumlah siswa yang ada di sekolahnya baik kelas 7, 8 dan 9. Dia hanya menyebut sekitar 20 orang lebih.
“Ya sekitar dua puluh orang lebih lah untuk data pastinya dipegang staf Tata Usaha (TU) yang saat ini sedang mengawas,” kilahnya.
Pengakuan berbeda keluar dari siswa yang mengaku dipaksa oleh gurunya untuk mengikuti Unas.
“Saya disuruh guru untuk ikut UN. Jadi, ya terpaksa saya ikut,” ujar Arifudin, siswa kelas 8 MTs Daarul Hadits yang ikut dalam UN tersebut.
Menanggapi hal tersebut, Jainudin Pengawas MTs pada Kantor Wilayah Kementerian Agama Kabupaten Tangerang untuk wilayah Kecamatan Kemiri, Mauk dan Sukadiri mengatakan belum mengetahui kebenaran adanya temuan penggelembungan jumlah peserta Unas.
“Sejauh ini kami belum mengetahui karena kami hanya melihat dari bukti fisik yang ada. Jadi kami belum tahu apa siswa yang ikut tersebut benar-benar kelas 9 atau bukan” jelas Jainudin.
Terpisah, Ketua Dewan Pendidikan Kabupaten Tangerang, Eni Suhaeni mengecam adanya MTs yang memanipulasi data peserta ujian nasional. Eni mengatakan, pihaknya akan segera melakukan sidak ke MTs Daarul Hadits yang diduga belum memenuhi standar untuk melakukan proses kegiatan belajar.
SUKADIRI - Ujian Nasional (Unas) tingkat SMP di Kabupaten Tengerang ditengarai terjadi kecurangan. Hasil temuan Indonesia Corruption Watch (ICW)
- Direksi ASABRI Mengajar Para Mahasiswa Magister Universitas Pertahanan
- Pilih Hotel sebagai Fasilitas Kampus, CEO UIPM Beri Penjelasan Begini
- Eramet & KBF Berikan Beasiswa untuk Mahasiswa Indonesia Timur, Ini Harapan Gubernur Sulut
- Sebanyak 96 Mahasiswa Presentasikan Hasil Riset di Knowledge Summit
- Dukung Gerakan Literasi Heka Leka, Anies Baswedan Bicara Potensi Anak-anak Maluku
- Research Week 2024: Apresiasi Kinerja Dosen Untar Hasilkan Karya Ilmiah Berkualitas