Desakan Tunda FTA Makin Kuat
Sabtu, 19 Desember 2009 – 20:36 WIB
Ernovian menjelaskan meski tarif listrik di China tinggi, akan tetapi pasokannya selalu terjamin dan tidak pernah ada pemadaman bergilir. Karenanya, Ernovian tidak menjamin apakah industri tekstil dan garmen bisa bertahan jika kondisi listrik di Indonesia tidak dibenahi. “Sepertinya pemerintah tidak tahu kalau industri akan kolaps, karena FTA ini. Sebab, tahun depan juga mau naikin tarif listrik," pungkasnya.
Baca Juga:
Menyikapi diterapkannya FTA, Deputi Menko Perekonomian Bidang Perindustrian dan Perdagangan Edy Putra Irawady mengatakan Pemerintah tengah menyiapkan sejumlah kebijakan sebagai langkah untuk mengantisipasi serbuan produk asing.
Selain mempermudah investasi, kata Edy, pihaknya juga melakukan promosi pemakaian produk dalam negeri, menggencarkan penggunaan bahan baku, seperti baja dari dalam negeri untuk pembangunan proyek di Indonesia. “Teman-teman departemen juga sudah bekerja. Kita juga berusaha untuk memperkuat yang di dalam negeri,seperti listrik dan infrastruktur," tuturnya. (awa/jpnn)
JAKARTA – Direktur Pusat Advokasi dan Konsultasi Ritel Indonesia, Hermawi F Taslim mendesak pemerintah untuk merenegosiasi Free Trade Agreement
Redaktur & Reporter : Soetomo Samsu
BERITA TERKAIT
- SheTrades Buka Peluang Pengusaha Perempuan RI Go International
- TDN Hadir di Purwokerto, Wujud Komitmen Penuhi Kebutuhan Daging Masyarakat
- Kideco Berkomitmen untuk Menyempurnakan Kualitas Laporan Berkelanjutan
- Shell Membantah Bakal Tutup SPBU di Indonesia
- BTN Raih Penghargaan di Ajang LinkedIn Talent Awards
- Melalui UMK Academy, Pertamina Dukung UMKM Bersaing di Tingkat Global