Desentralisasi Fiskal Tak Mampu Perbaiki Ekonomi Daerah
Rabu, 03 Februari 2010 – 12:06 WIB
JAKARTA - Desentralisasi fiskal lewat transfer ke daerah dipandang tidak mampu meningkatkan ekonomi daerah. Alhasil, ketimpangan pembangunan ekonomi di kawasan barat, timur dan tengah Indonesia masih terjadi. Sementara pusat ekonomi masih seputar Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi). "Data menunjukkan, 90 persen DAU habis untuk bayar aparatur, sementara 5-10 persen untuk infrastruktur. Kalau sudah begitu, bagaimana bisa investasi masuk," tuturnya.
"Kalau dihat, sejak 2008, kebijakan fiskal sudah berpihak ke daerah-daerah. Ini dilihat dari alokasi transfer ke daerah yang bertambah tiap tahunnya. Sayangnya, ini tidak diikuti dengan pembangunan ekonomi," kata Hamid Paddu, pakar otonomi daerah, dalam rapat dengar pendapat umum (RDPU) dengan Badan Anggaran DPR, Rabu (3/1).
Tidak bergeraknya ekonomi daerah, menurut pengamat dari Universitas Hasanudin itu, karena dilihat dari porsi pembiayaan yang tergerus oleh aparatur. Sehingga akhirnya, plafon anggaran untuk infrastruktur pun menjadi sedikit.
Baca Juga:
JAKARTA - Desentralisasi fiskal lewat transfer ke daerah dipandang tidak mampu meningkatkan ekonomi daerah. Alhasil, ketimpangan pembangunan ekonomi
BERITA TERKAIT
- Dukung Pariwisata, Bea Cukai Bitung Fasilitasi Kedatangan Kapal Pesiar MS Noordam
- KPK Cecar Plt Dirjen Imigrasi soal Tim yang Bentuk Yasonna Terkait Harun Masiku
- Harga Gabah Anjlok di Yogyakarta, Titiek Soeharto Semprot Bulog
- Kementerian BUMN & Indonesia Re Group Selenggarakan Rangkaian Perayaan Natal
- Survei 100 Hari Kinerja Prabowo-Gibran, CISA: Publik Cukup Puas, Ada Catatan
- Pemuda Muhammadiyah Minta Polemik Pagar Laut Diselesaikan Transparan