Desentralisasi Pendidikan Abaikan Keragaman
Senin, 05 Desember 2011 – 18:33 WIB

Desentralisasi Pendidikan Abaikan Keragaman
JAKARTA - Desentralisasi pendidikan yang dilaksanakan selama ini dianggap tidak tepat. Kepala Balitbang Kemdikbud, Chairil Anwar Notodiputro bahkan menyebut desentralisasi pendidikan itu tidak realistis.
Mengutip hasil lokakarya tentang desentralisasi pendidikan yang telah dilakukan Balitbang Kemdikbud, Chairil menyatakan bahwa banyak hal yang tidak dipertimbangkan terkait penyerahan urusan pendidilan dari pusat ke daerah. “Maksudnya, kebijakan yang ada selama ini tidak memperhatian keragaman Sumber Daya Manusia (SDM), Sumber Daya Alam (SDA), masalah kekhususan yakni suku, budaya, bahasa dan juga letak geografis setiap daerah,” ungkap Chairil di Gedung Kemdikbud, Jakarta, Senin (5/12).
Karenanya, lanjut Chairil, lokakarya telah menghasilkan beberapa rekomendasi yang akan ditindaklanjuti oleh Kemdikbud. Rekomendasi itu di antaranya terkait penataan pendidikan nasional yang harus menerapkan prinsip-prinsip ketersediaan , keterjangkauan, akseptabilitas, dan keterujian.
“Jadi jangan sampai gara-gara desentralisasi pendidikan itu, akses pendidikan malah tertutup. Selain itu, pendidikan itu harus sesuai dengan tantangan zaman,” imbuhnya.
JAKARTA - Desentralisasi pendidikan yang dilaksanakan selama ini dianggap tidak tepat. Kepala Balitbang Kemdikbud, Chairil Anwar Notodiputro
BERITA TERKAIT
- Perpres Tukin Dosen & ASN Kemdiktisaintek Terbit, 3 Menteri Ungkap 5 Poin Penting
- Ketua Yayasan Buka Suara Soal Kisruh Internal Universitas Malahayati Lampung
- Mendiktisaintek Bertemu Wakil Menteri Rusia, Hasilnya Ini
- Mendalami Budaya, Mahasiswa Prodi Fashion Binus University Trip ke Pekalongan
- Kritik Penjurusan SMA, P2G: Setiap 5 Tahun, Anak Indonesia Jadi Kelinci Percobaan
- Penjurusan IPA, IPS, Bahasa di SMA Berlaku Mulai Tahun Ajaran Baru