Desersi karena Tentara Sekutu Besar dan Sangar

LAPORAN AGUNG PUTU ISKANDAR, Bangkok

Desersi karena Tentara Sekutu Besar dan Sangar
Aman, mantan Heiho yang kini menetap di Thailand. FOTO. PUTU ISKANDAR/JP
Di olahraga sepak bola, nama yang selalu lekat di hati Aman adalah Abdul Kadir. Bahkan, saat pemain bola legendaris itu main di Bangkok, dia "memburunya" untuk sekadar bertemu. "Saya ajak dia ke sini (rumah Aman, Red). Kami ngobrol lama," katanya. Sampai sekarang Aman selalu ingin pulang. Salah seorang staf KBRI menuturkan, suatu ketika, Aman mendatangi KBRI di Bangkok. Di sana dia menemui beberapa staf dan menyampaikan keinginannya untuk pulang. Staf KBRI balik bertanya, memang Aman punya duit berapa untuk pulang" Aman menggeleng. Tak ada duit sepeser pun. "Saya bilang ke Pak Aman, kalau nggak ada duit nggak bisa pulang. Butuh duit banyak," ujar staf bagian humas itu, lantas tersenyum.

 

Soal nasionalisme, Aman kadang merasa nelangsa. Dia yang asli Indonesia ternyata anak-anaknya menjadi warga negara Thailand. "Sejak dulu saya ingin membawa mereka balik, tapi nggak bisa. Di sini mereka sudah berkeluarga," katanya.Aman sendiri tak bisa melawan waktu. Dia tak berdaya menentang usia. Beberapa lama jeda wawancara, dia kembali bertanya. "Kepala Kementerian Luar Negeri-nya siapa, Alex Alatas?" katanya. Saat Jawa Pos kembali mengatakan bahwa dia sudah meninggal, Aman kembali terdiam. Matanya sembab. (nw)

Masa penjajahan membuat banyak orang Indonesia tersebar. Salah satu di antaranya di Thailand. Beberapa orang anggota Heiho terdampar di negeri itu


Redaktur & Reporter : Auri Jaya

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News