Deteksi Indikasi Down Syndrome pada Janin dengan Tes NIPT, Aman dan Akurat
jpnn.com, JAKARTA - Down Syndrome pada bayi biasanya terjadi akibat kelainan genetik yang disebabkan adanya kelebihan salinan kromosom 21.
Down syndrome bisa dialami siapa saja, tetapi risikonya lebih tinggi terjadi pada bayi yang lahir dari ibu berusia di atas 35 tahun.
Pasien down syndrome dapat menderita berbagai masalah kesehatan dan perkembangan, termasuk kelainan imun, gangguan pada jantung, pernafasan, pendengaran hingga penglihatan.
Kemudian, masalah pada gastrointestinal, tiroid yang kurang aktif, hingga leukemia dan demensia sejak dini.
Gejala down syndrome cenderung bisa terdeteksi sejak bayi. Gejalanya pun bervariasi.
Beberapa gejala umum yang terlihat secara fisik, seperti mata sipit dan miring ke atas, lidah besar menjulur keluar dari mulut, otot lemah, dan pertumbuhan lambat.
Jika menemukan gejala tersebut, penting untuk segera berkonsultasi kepada dokter.
Seiring berkembangnya teknologi medis, kini ibu hamil pun dapat mengetahui potensi kelainan genetik atau kromosom pada janin melalui tes, NIPT.
Mendeteksi kelainan genetik pada calon bayi dengan tes NIPT atau Non-Invasive Prenatal Testing yang aman dan akurat.
- Ancaman TBC Melonjak, Pencegahan dan Pengobatan Harus Jadi Fokus
- Mayapada Breast Clinic jadi Layanan Terpadu untuk Kanker Payudara
- HUT Ke-60 Golkar, Ahmad Irawan Gelorakan Semangat dan Gaya Hidup Sehat
- Danone Indonesia Perkuat Peran Bidan sebagai Garda Terdepan Kesehatan Keluar
- Hari Kesehatan Nasional, Srikandi Movement PLN Tingkatkan Kepedulian Kesehatan Ibu & Anak
- Dangkal Dalam