Sepak Bola Gembira Berujung Duka

Detik-detik Benturan Choirul Huda Hingga Meninggal Dunia

Detik-detik Benturan Choirul Huda Hingga Meninggal Dunia
Penjaga gawang Persela Lamongan Choirul Huda semasa hidup. FOTO: DOK DIPTA WAHYU /JAWA POS

Edy Gunawan merasakan hal yang sama. Sebelum pertandingan, Huda terlihat sangat bersemangat. Wajahnya seakan memancarkan cahaya.

’’Saya sempat mbatin, Mas Huda tampan sekali hari ini,’’ ungkap Edy yang ditemui Jawa Pos sesaat sebelum Huda dimakamkan.

Selain itu, sosok yang sudah dianggapnya kakak tersebut selalu mengatakan pertandingan kemarin adalah final.

Dia juga banyak memberikan semangat kepada rekan setim agar tidak lembek dan bermain bagus agar Persela menang.

’’Saya kaget waktu dia mengusap-usap rambut saya, lalu bilang ’Ed, main yang enak ya, ini final’. Ternyata final yang dimaksud itu dia pergi selamanya,’’ papar Edy dengan mata berkaca-kaca.

Di mata keluarga, Huda juga sosok yang sangat sempurna. Dia tidak pernah berperilaku buruk, baik di hadapan istri, Lidya Anggraini, maupun dua anaknya. ’’Tidak pernah marah. Banyak beri nasihat,’’ kata anak sulung Huda, M. Rachul Maulana.

Sebelum Huda meninggal, Rachul merasa sang ayah akan pergi selamanya. Sepanjang pertandingan, bocah kelas II SMP itu merasakan sakit kepala yang amat sangat.

’’Pusing sekali. Deg-degan dan tidak enak. Tapi, pas pertandingan selesai, pusing itu langsung hilang,’’ ujarnya.

Saat itu, Marcel Sacramento yang berhasil lolos dari jebakan offside berhadapan dengan kiper Persela Lamongan Choirul Huda.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News