Detik-detik Menegangkan Saat Abu Sayyaf Sandera ABK Brahma 12
jpnn.com - PADA hari nahas akhir Maret lalu itu, Julian Philips dkk sebenarnya tahu lewat layar navigasi bahwa ada dua kapal kecil yang terus mendekati Brahma 12, kapal yang mengangkut batu bara. Tapi, mereka sama sekali tak curiga. Sebab, mereka belum pernah mengalami kejadian buruk di perairan yang kerap dilintasi untuk mengantar batu bara ke Filipina itu.
Jarak Brahma 12 dengan kedua kapal kecil kian dekat. Seluruh anak buah kapal (ABK) tetap tenang. Apalagi, setelah mendekat, tertera kalimat PNP di kaus yang dikenakan para ”pendatang tak diundang” tersebut.
Setelah benar-benar merapat, delapan orang dari dua speedboat yang berbeda itu langsung naik ke atas dek Brahma. Lengkap dengan senjata M-14 dan M-16. Plus peluru berukuran cukup besar yang menyelempang di tubuh.
Semua ABK Brahma masih tenang. Masih menganggap personel dari dua kapal itu sebagai petugas keamanan Filipina.
Tapi, tanpa disangka, sepuluh ABK yang berkumpul tersebut langsung diikat dan diborgol. Diperintahkan untuk menyerah. Karena takut, sepuluh ABK itu pasrah. Menuruti permintaan tanpa melakukan perlawanan sedikit pun.
Namun, karena merasa tak nyaman, salah seorang ABK memohon untuk tidak diborgol dan diikat. ”Kami juga berjanji untuk tidak melawan dan siap mengikuti kemauan mereka,” kata Julian.
Di luar dugaan para ABK, permintaan itu disetujui. Setelah kapal berhasil dikuasai, perompak yang diduga kelompok Abu Sayyaf tersebut langsung membawa kapal ke timur.
Seperti diketahui, selain Julian, sembilan ABK Brahma 12 itu adalah Alvian, 33; Peter Tonsen Barahama, 31; Mahmud, 32; Surian Syah, 34; Surianto, 31; Wawan Saputra, 23; Bayu Oktavianto, 23; dan Wendi Raknadian, 29. Mereka dibajak pada 26 Maret lalu di perairan perbatasan antara Sabah, Malaysia, dan Sulu, Filipina.
- 5 Berita Terpopuler: Ribuan Orang Lulus, Mendikdasmen Ungkap Sesuatu, Honorer Masa Kerja 2 Tahun Kurang Bisa Dibantu?
- Peringati Hari Toilet Sedunia, WPC Ajak Ratusan SD di Indonesia Lakukan Hal Ini
- FL Technics Indonesia Pakai Teknologi Mototok Spacer 8600 NG
- Melly Goeslaw: Revisi UU Hak Cipta Solusi Hadapi Kemajuan Platform Digital
- Menhut Raja Juli Antoni Gandeng PGI, Kolaborasi Kelola dan Jaga Hutan Indonesia
- Penebangan Pohon di Menteng Diduga Tanpa Izin Dinas Pertamanan