Dewan Gereja Minta PBB Campur Tangan Atas Krisis Kemanusiaan di Papua

Dewan Gereja Minta PBB Campur Tangan Atas Krisis Kemanusiaan di Papua
Dewan Gereja Papua mendesak Komisi HAM PBB menurunkan tim kemanusiaan untuk memeriksa kondisi para pengungsi yang terdampak konflik.   (Istimewa)

Hingga bulan Maret 2021, sebanyak 480 orang warga sipil telah tewas.

Pendeta Yoman menambahkan, sejauh ini sebanyak 34.461 orang telah mengungsi dari Nduga dan Intan Jaya.

"Sebagian dari mereka lari ke dalam hutan, dan sebagian yang lain mengungsi ke Kabupaten Jayawijaya, Lanny Jaya, Mimika, Yahukimo, dan sejumlah kabupaten sekitarnya," jelasnya seperti dikutip Jubi.co.id.

Penembakan dua orang guru

Tuntutan Dewan Gereja Papua ini terjadi di saat tindak kekerasan di wilayah dataran tinggi terus berlangsung. Pekan lalu misalnya, dua guru sekolah ditembak mati di Beoga, Kabupaten Puncak.

TPNPB mengaku bertanggung jawab atas setidaknya satu pembunuhan, dengan menyebut bahwa guru tersebut merupakan mata-mata pemerintah Indonesia.

Kedua korban masing-masing guru SMP bernama Yonatan Randen dan guru SD bernama Oktovianus Rayo.

Kepala Kepolisian Kabupaten Puncak Kompol I Nyoman Punia membenarkan kejadian penembakan tersebut.

Yonatan yang berasal dari Toraja, Sulsel, ditembak di rumahnya di Ujung Bandara Beoga, sedangkan Oktovianus ditembak di rumahnya di Kampung Julukoma, Beoga.

Dewan Gereja Papua meminta Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) untuk campur tangan atas apa yang mereka gambarkan sebagai tragedi kemanusiaan di Papua

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News