Dewan Gereja Minta PBB Campur Tangan Atas Krisis Kemanusiaan di Papua

Akibat penembakan ini, aparat TNI/Polri telah mengevakuasi sejumlah penduduk saat mereka mengejar pasukan gerilya dan pendukung TPNPB.
"Kami turut berduka cita atas penembakan dua guru di Beoga, Kabupaten Puncak," kata para pemimpin Gereja.
"Di saat yang sama, kami juga prihatin dengan kerja sama antara Dinas Pendidikan Provinsi Papua dan aparat keamanan yang memungkinkan TNI dan Polri untuk mengajar di sekolah negeri sebagai bagian dari upaya pelabelan Organisasi Perlawanan Pembebasan Nasional Papua (TPN/OPM) sebagai teroris," tambahnya.
Berharap Australia tunjukkan rasa kemanusiaan
Selain mendesak PBB, pemuka Gereja lainnya juga berharap agar negara tetangga seperti Australia paling tidak bisa menunjukkan rasa kemanusiaan atas krisis yang sedang berlangsung.
Hal itu disampaikan Rode Wanimbo dari Departemen Perempuan Gereja Evangelis Indonesia di Papua (GIDI) dalam wawancara dengan Program Pacific Beat Radio ABC.
"Kami sangat berharap negara tetangga seperti Australia bisa menunjukkan rasa kemanusiaan terhadap saudara-saudaranya di Papua," katanya.
"Sebagai perempuan Papua, saya secara pribadi sangat berharap Australia menolong kami untuk memulihkan kemanusiaan, kami butuh solidaritas internasional, khususnya Australia untuk menghentikan bantuan militer ke Indonesia," imbuhnya.
"Kami telah hidup dalam trauma terutama anak-anak. Ketika kami melihat tentara berseragam, hal itu menimbulkan trauma lebih lanjut," kata Wanimbo.
Dewan Gereja Papua meminta Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) untuk campur tangan atas apa yang mereka gambarkan sebagai tragedi kemanusiaan di Papua
- Kampanye Pemilu di Australia: Jarang Ada Spanduk, Lebih Menjual Kebijakan
- Lady Gaga Bakal Gelar Konser di Australia Akhir Tahun Ini
- Dunia Hari Ini: Tiongkok Akan 'Melawan' Tarif yang Diberlakukan Trump
- Dunia Hari Ini: Serangan Israel Tewaskan 32 Warga Gaza dalam Semalam
- Dunia Hari Ini: Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol Diturunkan dari Jabatannya
- Babak Baru Perang Dagang Dunia, Indonesia Jadi 'Sasaran Empuk'