Dewan Minta Buku SD Berisi Konten Porno Segera Ditarik

jpnn.com - PASAMAN - Ketua Komisi C DPRD Pasaman Syawal mengatakan, sebaiknya buku-buku yang bermuatan konten porno atau vulgar tersebut secepatnya ditarik.
“Sebelum anak didik sempat mendalaminya, sebaiknya buku tersebut disita. Perlu juga ditindaklanjuti Pemkab Pasaman supaya tercipta visi dan misi Pasaman, yakni Agamis, Berbudaya dan Sejahtera,” kata Syawal seperti diberitakan Padang Ekspres (Jawa Pos Group) hari ini (6/10).
Sementara itu, Kabid Dikdas Pasaman Budi Herman mengaku belum mendapatkan laporan terkait ditemukannya buku IPA yang juga diduga berisi konten porno.
“Belum ada laporan temuan buku mata pelajaran IPA untuk murid SD sampai saat ini. Kalau ada temuan nantinya, akan kami laporkan atau surati Dinas Pendidikan Sumbar dan pusat,” katanya.
Warga Pasaman, Linda, 38, mendorong pihak kepolisian dan Dinas Pendidikan menelusuri seperti apa pengadaan buku tersebut dan alur distribusinya hingga ke penerbitnya.
Dengan begitu, bisa diketahui bagaimana sampai buku tersebut beredar dan lolos dari pengawasan instansi terkait.
“Sebab, sejauh ini baru ditemukan di beberapa daerah saja, salah satunya di Pasaman. Bagaimana dengan daerah lainnya? Apakah sama buku yang dipelajari di Pasaman dengan kabupaten dan kota lainnya di Sumbar? Itu mesti ditelusuri dan diungkap. Mudah-mudahan saja tak ada permainan,” ujarnya.(cr15/roy/uni/ray/jpnn)
PASAMAN - Ketua Komisi C DPRD Pasaman Syawal mengatakan, sebaiknya buku-buku yang bermuatan konten porno atau vulgar tersebut secepatnya ditarik.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Wamen Fauzan: Era Kolaborasi, Kampus Harus Bersinergi dengan Pemda
- Untar dan KSU Perkuat Kerja Sama Global Lewat Konferensi Dunia & Bertemu Presiden Taiwan
- Guru Sekolah Rakyat dari PNS & PPPK, Diusulkan Kepala Daerah
- Kemdiktisaintek Membuka Peluang Sarjana Kuliah S2 Setahun, Lanjut Doktoral
- Kemenkes di Guest Lecture U-Bakrie: Mahasiswa Harus Terlibat Aktif Dalam Kampanye Kesehatan Mental
- 43.502 Siswa Penerima Baru Terima KJP Plus Tahap I 2025