Dewan Pakar BPIP Djumala: KAA, Legacy Indonesia dalam Norma Politik Internasional

Dewan Pakar BPIP Djumala: KAA, Legacy Indonesia dalam Norma Politik Internasional
Dewan Pakar BPIP Bidang Strategi Hubungan Luar Negeri Dr. Darmansjah Djumala. Foto: dokumentasi BPIP

Djumala yang pernah menjabat sebagai Duta Besar RI untuk Austria dan PBB di Wina mengungkapkan bahwa jima ditilik secara normatif, 3 prinsip KAA itu sangat sesuai dengan nilai Pancasila, yaitu kemanusian, persatuan dan keadilan sosial.

Ketiga prinsip hasil KAA ini kemudian dijadikan dasar oleh 5 pemimpin negara berkembang saat itu, yakni Josip Broz Tito, Yugoslavia; Jawaharlal Nehru, India; Gamal Abdel Nasser, Mesir; Sukarno, Indonesia; dan Kwame Nkrumah, Ghana, untuk membentuk Gerakan Non Blok.

Nona Blok adalah sebuah gerakan yang melawan kolonialisme, tidak memihak pada kekuatan blok ideologis, penciptaan perdamaian melalui kerja sama antarnegara berkembang.

Dubes Djumala menunjukkan legacy Indonesia dengan penyelenggaraan KAA itu.

Menurut dia, KAA menginspirasi negara-negara terjajah untuk memerdekakan diri dari kolonialisme.

Setelah KAA setidaknya ada 25 negara di Asia dan Afrika yang berhasil melepaskan  dari belenggu penjajahan.

“Legacy Indonesia dari KAA tidak hanya dilihat dari berhasil menginspirasi negara terjajah untuk merdeka saja, tetapi yang hingga sekarang nilai dan norma yang terkandung dalam Dasasila Bandung masih tetap relevan dengan situasi dunia saat ini,” jelasnya. (mcr4/jpnn)

Darmansjah Djumala mengatakan bahwa Bandung Spirit menjadi legacyIndonesia dalam norma hubungan politik antara bangsa-bangsa di dunia.


Redaktur : Elvi Robiatul
Reporter : Ryana Aryadita Umasugi

JPNN.com WhatsApp

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News