Dewan Pembebasan Bersyarat Victoria Tolak Dipersalahkan
Kepala Dewan Pembebasan Bersyarat Victoria mengkritik keras Jaksa Agung Australia, George Brandis, karena telah menyebarkan "informasi yang salah" tentang pembebasan Yacqub Khayre, pria pelaku serangan teroris di Brighton, dari penjara.
Khayre membunuh Nick Hao, 36 tahun, yang baru menikah dan sedang bekerja di sebuah kompleks apartemen di daerah Bayside, Melbourne, pada hari Senin (5/6/2017) dan menyandera seorang perempuan.
Dia menembak tiga petugas polisi pada akhir penyanderaan tersebut sebelum akhirnya tewas dibunuh oleh polisi.
Sistem pembebasan bersyarat di negara bagian Victoria mendapat kritik luas sejak kejadian tersebut, termasuk dari Perdana Menteri Malcolm Turnbull dan Jaksa Agung Federal.
Khayre, 29, dibebaskan bersyarat setelah menjalani sebagian besar masa hukuman lima setengah tahun, atas tuduhan yang berkaitan dengan perampokan disertai kekerasan.
Pada hari Rabu (7/6/2017), Jaksa Agung Brandis sempat mengatakan kepada Sky News bahwa Khayre dibebaskan segera setelah periode non-pembebasan bersyaratnya habis.
"Dia diberi pembebasan bersyarat setelah menjalani masa hukuman terpendek dari vonis yang diterimanya, dengan kata lain, segera setelah masa non-pembebasan bersyaratnya berakhir, dia segera diberi pembebasan bersyarat," ungkap Jaksa Agung George Brandis.
"Dia seharusnya tidak diperlakukan begitu saja dan menimbang fakta kejahatan yang telah dilakukannya.”
Kepala Dewan Pembebasan Bersyarat Victoria mengkritik keras Jaksa Agung Australia, George Brandis, karena telah menyebarkan "informasi yang salah" tentang pembebasan Yacqub Khayre, pria pelaku serangan teroris di Brighton, dari penjara
- Inilah Sejumlah Kekhawatiran Para Ibu Asal Indonesia Soal Penggunaan Media Sosial di Australia
- Dunia Hari ini: Trump Bertemu Biden untuk Mempersiapkan Transisi Kekuasaan
- Dunia Hari Ini: Penerbangan dari Australia Dibatalkan Akibat Awan Panas Lewotobi
- Dunia Hari Ini: Tabrakan Beruntun Belasan Mobil di Tol Cipularang Menewaskan Satu Jiwa
- Korban Kecelakaan WHV di Australia Diketahui Sebagai Penopang Ekonomi Keluarga di Indonesia
- Trump Menang, Urusan Imigrasi jadi Kekhawatiran Warga Indonesia di Amerika Serikat