Dewan Pembebasan Bersyarat Victoria Tolak Dipersalahkan

Dewan Pembebasan Bersyarat Victoria Tolak Dipersalahkan
Dewan Pembebasan Bersyarat Victoria Tolak Dipersalahkan

Pada hari Selasa (5/6/2017), PM Malcolm Turnbull mempertanyakan mengapa Khayre diberi pembebasan bersyarat padahal dia memiliki riwayat kejahatan yang panjang dan hubungan terdahulu dengan para tersangka teroris.

Media player: "Space" to play, "M" to mute, "left" and "right" to seek.

"Jelas bahwa ini adalah masalah nyata di mana orang-orang dengan catatan kekerasan yang diketahui, termasuk orang-orang yang memiliki koneksi teroris yang telah diketahui, atau setidaknya koneksi dengan kelompok ekstremis, telah dibebaskan dengan pembebasan bersyarat," kata Turnbull.

Hakim Couzens mengatakan jika Perdana Menteri menyerukan dihapuskanntya pembebasan bersyarat bagi siapa saja yang telah melakukan pelanggaran kekerasan, maka masyarakat akan lebih mengalami risiko..

 “Ini benar-benar langkah yang tidak bijaksana, karena jika anda tidak memiliki mekanisme pembebasan bersyarat  untuk terpidana yang telah dihukum karena kejahatan apapun, apakah itu karena kekerasan atau sebaliknya, mereka akan keluar dari penjara tanpa ketentuan apapun, tanpa dukungan appaun, tanpa pengawasan apapun, tanpa bantuan yang berkelanjutan untuk mengatasi kondisi  yang mendasar yang mereka bawa dari penjara bersama mereka, "katanya.

"Risikonya, dan menurut saya pendapat ahli konsisten dengan hal ini, adalah orang yang dilepaskan dengan pembebasan bersyarat jauh lebih kecil kemungkinannya untuk menjadi residivis daripada orang yang dilepaskan secara langsung."

Diterbitkan pada 20:30 WIB, 7/6/2017, oleh Iffah Nur Arifah. Simak beritanya dalam Bahasa Inggris disini.

Lihat Artikelnya di Australia Plus

Kepala Dewan Pembebasan Bersyarat Victoria mengkritik keras Jaksa Agung Australia, George Brandis, karena telah menyebarkan "informasi yang salah" tentang pembebasan Yacqub Khayre, pria pelaku serangan teroris di Brighton, dari penjara

JPNN.com WhatsApp

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News