Dewan Pendidikan Mencium Aroma Ketidakjujuran Pemerintah Soal Anggaran PPPK

jpnn.com, JAKARTA - Anggota Dewan Pendidikan Kabupaten Garut Dedi Kurniawan mencium aroma ketidakjujuran pemerintah soal anggaran pegawai pemerintah dengan perjanjian (PPPK).
Dia melihat antara pusat dan daerah tidak mau mengungkapkan fakta sebenarnya.
"Pernyataan pusat dan daerah soal anggaran gaji PPPK guru ini saling bertolak belakang. Entah siapa yang benar dan siapa yang tidak jujur," kata Dedi kepada JPNN.com, Minggu (13/2).
Dia mencontohkan di Kabupaten Garut yang hanya mengusulkan formasi PPPK guru 2021 sebanyak 196.
Sementara, Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) menyatakan angggaran gaji 8.801 PPPK guru sudah masuk dalam dana alokasi umum (DAU). Kemudian ditransfer lewat dana transfer umum.
Begitu mereka konfirmasi, Pemda membantah ada transferan DAU untuk gaji PPPK guru.
"Pusat bilang anggarannya ada. Sementara, Pemkab Garut mengelak terus bahwa uang itu enggak ada," ujarnya.
Dia mengimbau pemerintah pusat dan daerah untuk duduk bersama membahas masalah anggaran gaji PPPK guru. Harus dicari di mana akar masalahnya. Sebab, antara pemerintah pusat dan pemda sama-sama ngotot. Pemda mengatakan tidak ada uang untuk PPPK. Pusat sebaliknya mengatakan sudah transfer via dana transfer umum.
Anggota Dewan Pendidikan Kabupaten Garut Dedi Kurniawan mempertanyakan siapakah yang tidak jujur soal gaji PPPK, apakah pusat atau daerah?
- Hasil Seleksi Administrasi PPPK Tahap II Batam, 322 Pelamar tak Lulus
- Efisiensi Anggaran, Pemko Batam Pastikan Honorer Aman
- 1.500 Tenaga Non-ASN Natuna akan Diangkat menjadi PPPK Paruh Waktu
- Hampir Separuh Pelamar PPPK Tahap 2 Kemenag Dinyatakan TMS, Waduh
- Anggaran Hasil Efisiensi juga Untuk PPPK 2024, Alhamdulillah
- Terobosan, Inilah Solusi Konkret bagi Honorer yang Dirumahkan