Kudeta Zimbabwe
Di Ambang Pemakzulan, Presiden dan Ibu Negara Dipecat Partai
Rencananya, pemilu tahun depan digelar sebelum Agustus. Mugabe yakin bahwa negara-negara di sekitarnya akan mendukung dirinya. Sayang, keyakinan itu terbantahkan.
Presiden Botswana Ian Khama menegaskan bahwa Mugabe sudah tidak punya dukungan diplomatik lagi dari negara-negara di sekitarnya.
Karena itu, Mugabe harus mundur secepatnya. Di pihak lain, Amerika Serikat (AS) menyatakan menunggu era baru di Zimbabwe pasca-Mugabe.
Meski mayoritas penduduk menginginkan Mugabe turun, rakyat juga merasa khawatir pemimpin selanjutnya tak ubahnya Mugabe. Saat ini tampak sekali bahwa militer mendukung penuh Mnangagwa. Mereka takut tidak bisa memilih pemimpin selanjutnya lewat demokrasi.
”Bahaya sesungguhnya dari situasi saat ini, setelah kandidat yang mereka pilih menjadi pemimpin, militer akan membuatnya tetap duduk di sana, tidak peduli apa yang diinginkan pemilik hak suara,” tegas mantan Menteri Pendidikan Zimbabwe David Coltart. (Reuters/The Guardian/BBC/CNN/sha/c11/any)
Presiden Mugabe, istri dan para loyalisnya dipecat Partai ZANU-PF bersamaan dengan munculnya ancaman pemakzulan dari parlemen
Redaktur & Reporter : Adil
- Anak Mantan Presiden Mengamuk di Pesta, Satu Mobil Hancur
- Otak Kudeta Zimbabwe Tewas Dibunuh COVID-19
- Berkuasa 37 Tahun, Robert Mugabe Ternyata Masih Kalah Tajir dari Menhan Prabowo
- Mantan Diktator Zimbabwe Robert Mugabe Meninggal Dunia
- Pemilu Zimbabwe: Mugabe Minta Rakyat Tak Pilih Si Buaya
- Dikudeta, Mugabe Dapat Hadiah Mobil, Rumah dan Duit Miliaran