Di Antara 8 Peluru, Masih Ada Dua di Tubuh
Senin, 04 Juli 2011 – 22:16 WIB
LOS ANGELES - Sepuluh tahun lalu, Lou Cardona adalah preman sangar yang memimpin sebuah geng Latin cukup ternama di Los Angeles. Kini dia telah berubah menjadi sosok yang dicintai anak-anak. Terutama anak-anak geng di kawasan Los Angeles. Sebab, dia menjadi relawan untuk anak-anak yang bermasalah di kawasan itu. Dengan tampangnya yang lucu, logat bicaranya yang lucu, tentu anak-anak kecil senang kepadanya.
Sejak kecil, Cardona sudah mokong. Yang masih membekas bahwa dirinya dulu bos geng terlihat di dadanya. Ketika diraba, terasa ada benda asing. Rupanya dua peluru masih bersarang di dadanya. "I ain"t know that," katanya, mengangkat bahu, ketika ditanya kenapa dokter belum mengeluarkan peluru tersebut.
Pada usia 14 tahun, dia sudah menolak ke gereja. Alasannya, dia mau ke gereja kalau cewek yang datang cantik-cantik. "Hell, man. I"m still on puberty. It"s normal, man," katanya kepada Jawa Pos. Kemudian pada usia 16 tahun, dia menjadi anggota geng. Karena badannya yang besar, dia selalu menjadi andalan hingga akhirnya memimpin geng pada usia 20 tahunan. Dia juga mendapat julukan sangar, yakni "Tank".
Selain melakukan aksi kriminalitas seperti merampok dan menjual narkoba, geng Latin tersebut mempunyai musuh tradisional yang sama. Yakni, geng kulit hitam dan geng kulit putih alias Skinhead. Baku tembak kali pertama terjadi pada Oktober 1992. Dia bertempur dengan geng kulit putih. Punggungnya tertembak, namun dia selamat.
LOS ANGELES - Sepuluh tahun lalu, Lou Cardona adalah preman sangar yang memimpin sebuah geng Latin cukup ternama di Los Angeles. Kini dia telah berubah
BERITA TERKAIT
- Demi Perdamaian, Negara Tetangga Minta Ukraina Ikhlaskan Wilayahnya Dicaplok Rusia
- Bertemu Paus Fransiskus, Arsjad Rasjid Bawa Misi Kemanusiaan
- Beginilah Cara Iran Merekrut Warga Israel Jadi Mata-Matanya
- Hmmm... Puluhan Warga Yahudi Israel Mau Jadi Mata-Mata Iran
- Erdogan Jorjoran Menyokong Musuh Assad, Apa Kepentingan Turki di Suriah?
- Geledah Kantor Presiden, Polisi Korsel Cari Bukti Pengkhianatan