Di Atas 60 kWh, Subsidi Dikurangi
PLN Minta Perguruan Tinggi Lakukan Penelitian
Senin, 20 Februari 2012 – 07:59 WIB
”Pelanggan rumah tangga di pedesaan yang hanya bisa menghidupkan tiga titik lampu untuk penerangan, hanya sedikit menikmati subsidi. Mestinya mereka ini yang paling berhak,” jelas Murtaqi.
Pemakai listrik 60 kWh ke bawah adalah rumah tangga yang masih minimum, baik dalam hal pendapatan maupun pemakaian listriknya. Sedangkan rumah tangga yang pemakaiannya di atas 60 kWh sudah lebih makmur. Tapi kenyataannya subsidi terbesar dinikmati rumah tangga yang pemakaiannya sampai 100 KwH hingga 300 kWh.
”Bahkan pemakai 1.000 kWh pun masih menikmati subisdi, yang AC-nya tidak padam setiap hari, bahkan sampai ke garasi rumah. Ini kan tidak adil,” jelas Murtaqi.
Persoalan tarif listrik, lanjutnya, merupakan persoalan subsidi. Dan subsidi memiliki dua persoalan, yaitu keadilan dan dampaknya terhadap fiskal. Demi rasa keadilan, desain tarif listrik perlu dibenahi dengan memfokuskan kepada rumah tanggi tidak mampu.
JAKARTA – Hasil survei dan kajian yang dilakukan konsorsium perguruan tinggi menemukan fakta bahwa subsidi listrik lebih banyak dinikmati pelanggan
BERITA TERKAIT
- Bintang Sempurna Meraih 3 Penghargaan di Asian Print Awards 2024
- Kementerian BUMN Setorkan Dividen ke Negara Rp 85,5 Triliun, Optimistis Meningkat 2025
- Pertamina Temukan Sumur MNK, Peneliti: Bagus, Ini Upaya untuk Tingkatkan Produksi
- Mendes Yandri Optimistis Desa Mampu Penuhi Bahan Baku Protein Program Makan Bergizi Gratis
- Kembangkan Bisnis, Anak Usaha ABMM Akuisisi Perusahaan Logistik Global Asal Prancis
- Ninja Xpress Bagikan 4 Strategi untuk Atasi Tantangan di Industri Ritel F&B