Di Atas Kapal, Ibunda Pramugari Khairunissa Berdoa dan Menangis...

Di Atas Kapal, Ibunda Pramugari Khairunissa Berdoa dan Menangis...
Tangis keluarga penumpang AirAsia QZ8501 luruh ketika acara upacara penghormatan untuk para korban dimulai di Selat Karimata Minggu (22/3). Foto: Gunawan Sutanto/Jawa Pos

Bocah kelas II sekolah dasar itu hanya mengangguk, menuruti perintah ibunya. Sementara kakaknya, Angela, terus menangis sambil memegang pagar dek kapal.

Para kru AirAsia juga larut dalam duka. Pilot, pramugari, mekanik, ground staff, dan bagian lainnya berpelukan dengan beberapa keluarga penumpang. Mereka berupaya saling menguatkan. Seperti tulisan dalam baju yang digunakan para kru: ”Together We Stand. All for One, One for All”.

Bukan hanya bunga yang ditabur para keluarga. Ada juga yang ikut melarung barang-barang kenangan korban. Misalnya, ada yang melarung boneka Hello Kitty berukuran besar dari selasar lantai 2. Beberapa penumpang bahkan membawa tambahan bunga dari Surabaya.

Ronny Martan, salah seorang keluarga penumpang, mengaku masih sangat berharap operasi dilanjutkan. Sebab, masih ada dua anggota keluarganya yang belum ditemukan. Namun, dia memahami bahwa hal itu tak mungkin dilakukan Basarnas.

Dalam peristiwa tersebut, Ronny kehilangan tiga keluarganya, yakni paman dan bibi beserta satu anak mereka. ”Jasad yang ketemu hanya satu, yakni bibi saya. Tapi, bagaimana lagi, semua sudah berbuat yang terbaik. Termasuk AirAsia,” ujar pria asal Dompu, NTB, yang berdomisili di Surabaya itu.

Keluarga korban lainnya, Lucas Joko Pramudyono, mengatakan bahwa sejauh ini pelayanan yang diberikan AirAsia cukup responsif. Dia mencontohkan bagaimana keinginan keluarga korban agar operasi tetap dilanjutkan bisa dengan cepat disampaikan ke Basarnas. ”Dengan adanya perpanjangan operasi pencarian kemarin, saya rasa ini kegiatan rescue yang paling panjang,” ucapnya.

Laki-laki asal Malang itu juga mengapresiasi kegiatan doa bersama dan tabur bunga di sekitar lokasi kejadian. Menurut Lucas, tidak semua keluarga korban bisa melakukan kegiatan tersebut secara sendiri-sendiri. Dalam insiden 28 Desember 2014 itu, Lucas kehilangan satu orang keluarganya, Nanang Priyo Widodo. Untungnya, jenazah Nanang telah ditemukan di sekitar badan pesawat.

Lucas sempat didapuk memberikan sambutan mewakili anggota keluarga korban lainnya. Dia mengungkapkan, tak mudah memang menghapus duka karena kehilangan orang tercinta. ”Kami memang kehilangan keluarga, sulit melupakan itu.

PARA anggota keluarga korban pesawat AirAsia QZ8501 kemarin bersama-sama melepas duka dengan seremoni sederhana di atas laut di dekat lokasi tragedi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News