Di Australia, Sushi Lebih Popular Dibandingkan Makanan Asia Lainnya
Roy Morgan Research, lembaga penelitian di Australia baru-baru ini melakukan survei soal makanan khas Asia, khususnya dari Jepang dan Cina. Hasilnya, sushi lebih popular dibandingkan jenis makan 'finger food', seperti spring roll, lumpia asal negeri Cina.
Sushi menjadi popular karena dianggap lebih sehat, terutama bagi warga Australia yang peduli dengan kandungan dalam sushi.
Dari survei yang dilakukan antara bulan Juli 2009 dan Juni 2014 ditemukan bahwa warga Australia yang menyukai sushi telah meningkat dari 36 persen menjadi 40 persen.
Di saat yang bersamaan, mereka yang menyukai spring roll telah menurun dari 37 persen menjadi 35 persen.
Penurunan juga terjadi pada makanan sejenis yang digoreng kering, seperti Dim Sims, Chiko Rolls, dan kentang goreng.
"Tidak ragu lagi, Australia adalah negara yang penggemar sushinya telah meningkat pesat, juga dengan kios-kios makanan yang semakin banyak menjual sushi. Jika kepopuleran ini terus meningkat, tak heran kalau jumlahnya akan terus bertambah di masa depan," ujar Angela Smith dari Roy Morgan Research.
Sushi digemari terutama bagi warga yang sangat memperhatikan apa yang mereka konsumsi. Sementara spring roll lebih digemari oleh mereka yang lebih mengutamakan rasa dibandingkan kalori. Kedua makanan ini sangat popular bagi warga Australia yang berusia dibawah 50 tahun," jelas Angela.
Di Australia, sushi lebih digemari oleh perempuan (43%) dibandingkan pria (37%), sebaliknya spring roll lebih digemari pria (37%) dibandingkan perempuan (34%).
Roy Morgan Research, lembaga penelitian di Australia baru-baru ini melakukan survei soal makanan Asia, salah satunya Sushi
- Anggota Bali Nine Sudah Bebas dan Kembali ke Keluarga Masing-masing
- 59% Gen Z dan Milenial Gunakan Paylater untuk Atur Cash Flow
- Dunia Hari Ini: Australia Terbangkan Warganya Keluar Vanuatu
- Australia Juara Menangkap Pengunjuk Rasa Lingkungan
- Lima Anggota Bali Nine Sudah Kembali dan Akan Hidup Bebas di Australia
- Sekolah di Australia yang Menutup Program Bahasa Indonesia Terus Bertambah, Ada Apa?