Di Australia, Vape dengan Nikotin Lebih Murah dari Sebungkus Rokok
Australian Drug Foundation mencatat dari kalangan kelompok 18-24 tahun, hampir dua dari tiga adalah perokok saat ini dan satu dari lima non-perokok telah mencoba vape.
Sekitar 14 persen dari anak berusia 12 hingga 17 tahun telah mencoba vape, dengan sepertiga dari mereka menggunakannya dalam sebulan terakhir.
Pelajar yang paling sering mengisap vape mengatakan vape terakhir yang mereka gunakan berasal dari teman, saudara atau orang tua.
Didorong oleh media sosial
Media sosial telah menjadi pasar besar bagi penjual dan pembeli vape.
Laporan Hack dari ABC mencatat algoritme tiktok mempromosikan video produk ke pengguna yang dianggap tertarik dengan vaping.
Kemudian dari sana, pembeli dapat mengikuti tautan untuk melakukan pemesanan melalui situs, akun Instagram, dan nomor Whatsapp.
Beberapa pemuda Australia, yang tidak mau identitasnya disebutkan, mengatakan mereka tidak tahu jika vape mengandung nikotin di Australia adalah ilegal, atau mereka sama sekali tidak peduli.
"Saya tahu itu ilegal untuk dibeli, namun saya dan teman-teman saya tidak menganggapnya serius karena kita bisa ke toko mana pun dan membelinya," kata seorang pengguna vape berusia 24 tahun.
Harga sebungkus rokok di Australia lebih dari Rp250 ribu, makanya banyak yang beralih ke vaping
- Tampil Cantik di Premiere Wicked Australia, Marion Jola Dapat Wejangan dari Ariana Grande dan Cynthia Erivo
- Bea Cukai Parepare Musnahkan Barang Ilegal Senilai Lebih Rp 2,25 Miliar, Terbanyak Rokok
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Bea Cukai-BNN Gagalkan Penyelundupan 19,8 Kg Sabu-Sabu di Teluk Palu, 3 Orang Diamankan