Di Balik DetEksi Basketball League dan Kehebohan Basket di Papua (1)

Coba Buktikan Kompetisi Terbesar Tak Harus di Jakarta

Di Balik DetEksi Basketball League dan Kehebohan Basket di Papua (1)
SUASANA GOR Cenderawasih, Jayapura, Rabu (21/1). Sekitar4000 orang secara bergantian memadati GOR tersebut. Foto: Hendra Eka/JAWA POS
Dari segi logistik, ada banyak kendala. Entah mengapa, kargo pesawat ke Jayapura sering terkendala. Ada kru kami yang mendarat dengan selamat di Jayapura, tapi bagasi (dan baju-bajunya) baru datang tiga hari kemudian. Bola pertandingan dari Proteam yang dijatah untuk Jayapura pun tak kunjung datang pada hari pembukaan, Jumat, 16 Januari lalu. Bahkan, bola-bola itu baru Selasa lalu (20/1), lebih dari dua minggu setelah pengiriman!

Beruntung, kami punya beberapa bola untuk display yang saya bawa di bagasi pesawat. Jadi, pertandingan pertama masih bisa dilangsungkan meski jumlahnya kurang (khususnya untuk pemanasan). Pada hari pembukaan itu pula, markas DBL Indonesia di Surabaya langsung mengirimkan bola-bola baru untuk dikirim overnight. Pada hari kedua (17/1), kami sudah punya bola cukup.

Asal tahu saja, jersey untuk para finalis juga datang sangat mepet. Padahal, sudah dikirim lama. Final diselenggarakan Jumat hari ini (23/1), tapi jersey final itu baru datang Kamis kemarin (22/1). Terima kasih kepada League, yang cepat-cepat membuatkan jersey ekstra dan menerbangkan jersey itu di bagasi seorang personel Rabu malam lalu (21/1) dari Jakarta (tiba Kamis kemarin).

Totalitas juga ditunjukkan sehari sebelum pembukaan, Kamis, 15 Januari lalu. Hari itu, semestinya semua pihak, baik DBL Indonesia, panitia dari Cenderawasih Pos (Jawa Pos Group), Perbasi Papua, Astra Honda Papua, dan sponsor lain mulai loading barang ke GOR Cenderawasih di Jayapura.

Kompetisi basket pelajar terbesar di Indonesia, Honda DetEksi Basketball League (DBL) 2009, baru saja dimulai. Pilihan Jayapura sebagai kota pembuka

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News