Di Balik DetEksi Basketball League dan Kehebohan Basket di Papua (1)

Coba Buktikan Kompetisi Terbesar Tak Harus di Jakarta

Di Balik DetEksi Basketball League dan Kehebohan Basket di Papua (1)
SUASANA GOR Cenderawasih, Jayapura, Rabu (21/1). Sekitar4000 orang secara bergantian memadati GOR tersebut. Foto: Hendra Eka/JAWA POS
Dasar edan, di luar segala kesepakatan, ada sebuah partai menyelenggarakan pertemuan di GOR tersebut hari itu. Namanya juga partai politik, tidak mau tahu kami butuh waktu untuk menyiapkan gedung. Bahkan, mereka tak kunjung selesai sampai sekitar pukul 19.00 WIT. Pakai karaoke-karaokean segala lagi!

Berarti, kami hanya punya waktu kurang dari 18 jam untuk menunggu partai itu membongkar panggung, lalu menyiapkan gedung sesuai standar DBL yang cukup tinggi. Saya tak mau sebut itu partai apa, tapi kami semua sudah sepakat tidak akan mencoblosnya saat pemilu nanti. Bahkan, ada kru kami yang bilang bahwa sampai anak cucunya nanti tidak akan pernah boleh mencoblos partai itu.

Saat itulah totalitas semua pihak terbukti. Pihak sponsor (Astra Honda di bawah Jefri Rimeldo) mengerahkan banyak pasukan untuk menghiasi gedung. Tim DBL Indonesia dan Cenderawasih Pos (dengan ketua Lucky Ireeuw) menyiapkan perangkat penyelenggaraan. Dan yang patut diacungi semua jempol: Perbasi Papua.

Mereka turun penuh semalaman menyiapkan lapangan pertandingan. Tidak seperti kebanyakan gedung basket, GOR Cenderawasih tidak punya lapangan yang layak. Perbasi Papua memasangkan sports tile, lapangan plastik yang ditata seperti mainan Lego. Kotak-kotak kecil dirangkai menjadi lapangan luas.

Kompetisi basket pelajar terbesar di Indonesia, Honda DetEksi Basketball League (DBL) 2009, baru saja dimulai. Pilihan Jayapura sebagai kota pembuka

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News