Di Balik DetEksi Basketball League dan Kehebohan Basket di Papua (2)
Main dengan Satu Mata, Elias akan Bertemu Pemain NBA
Sabtu, 24 Januari 2009 – 07:12 WIB
Pada pertandingan kedua, tim Wamena tak mau masalah itu terulang. Satu yel-yel yang berhalangan hadir di laga pertama itu pun diterbangkan ke Jayapura untuk melengkapi tim.
Tim SMAN 1 Merauke, meski datang paling jauh, merupakan tim yang layak disebut sebagai tim paling rapi dan disiplin. Bukan hanya di Papua, tapi di seluruh Indonesia. Bukan hanya tim pelajar, tapi mungkin juga tim profesional. Saat pendaftaran, tim itu sangat tertib. Semua kelengkapan dikumpulkan rapi. Ketika menonton pembukaan, semua pemainnya datang menggunakan kemeja rapi dan berdasi. Ketika bertanding, mereka juga terlihat paling rapi dan benar-benar terlihat seperti ’’tim’’.
Padahal, tim tersebut sempat hampir tak bisa ikut Honda DBL 2009 di Papua. ’’Ketika mendengar dan mengetahui DBL di Cenderawasih Pos, gaungnya luar biasa. Tapi, waktu hendak mendaftar, informasi pertama yang kami dapat adalah pesertanya hanya untuk wilayah Jayapura dan sekitarnya,’’ tutur Frans Lucky Liptiay, guru dan pelatih SMAN 1 Merauke. Lucky, panggilan akrabnya, tidak menyerah. ’’Kami sempat menyampaikan, kalau tidak ada wakil dari Merauke, lagu Dari Sabang sampai Merauke dihapuskan saja,’’ ungkapnya.
Begitu ikut, Lucky mengaku senang dan bangga. ’’Pertandingannya memang (tingkat) SMA, tapi kemasannya VIP. Kami biasanya kalau bertanding di tribun penonton banyak makan buah pinang. Jadi hijau merah di mana-mana. Ini benar-benar istimewa,’’ tuturnya.
Bikin kompetisi basket di Papua memberi banyak inspirasi. Baik dari para pemain mudanya maupun dari kampung-kampung basket yang tersebar di sekitar
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408