Di Balik DetEksi Basketball League dan Kehebohan Basket di Papua (3-Habis)
Di Kampung Basket, Babi Lewat Paksa Time Out
Minggu, 25 Januari 2009 – 07:59 WIB
Di Ayapo ini, memang ada lapangan basket. Letaknya di pinggir danau, di sisi satunya ada bukit kecil dan pemakaman. Kalau difoto dari bukit itu cukup menarik. Karena pemandangan di sisi lain adalah Danau Sentani yang indah.
Dulu, dasar lapangan itu tanah biasa. Sekitar lima tahun lalu, tutur Jhon Ibo, kampung ini diberi material untuk membangun lapangan dari beton. Warga yang mengerjakannya sendiri.
Fredrik Deda bercerita, kalau sore orang bisa berebut menggunakan lapangan itu. "Karena itu kami mengaturnya. Hari ini putra, besoknya putri. Kalau tidak, bisa marah-marah," ungkapnya. "Kalau di sini ada empat lapangan, semua pasti terisi," tambahnya.
Kampung itu total punya sekitar 100 pemain basket, putra maupun putri dari segala umur. Mereka punya klub. Yang putra bernama Putravo, yang putri bernama Putrivo.
Sebelum datangnya DetEksi Basketball League (DBL), tanda-tanda heboh basket sudah ada di Papua. Kampung-kampung basket bertebaran di sekeliling Danau
BERITA TERKAIT
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408
- Melihat dari Dekat Upaya Tanoto Foundation Membentuk Generasi Unggul di TSG 2024