Di Balik Industri Perkebunan Australia: Nasib Pekerja yang Menopang Sumber Pangan

Di Balik Industri Perkebunan Australia: Nasib Pekerja yang Menopang Sumber Pangan
Petani semakin harus mengandalkan pekerja migran sementara untuk mengisi kekosongan pekerja pemetik buah di Australia. (ABC News)

"Mereka tidak bisa melawan karena mereka begitu ketakutan," katanya.

"Saya memiliki begitu banyak teman yang sudah merasa terjebak dalam situasi ini dan mereka betul-betul memerlukan pertolongan."

Seorang pekerja dengan dokumen sah bernama Dewi mengatakan beberapa temannya yang tidak memiliki dokumen resmi takut dideportasi jika mereka melaporkan diri. 

"Mereka masih memilih bekerja di ladang pertanian yang sama, di tempat yang sama, karena mereka tidak tahu harus ke mana lagi," katanya.

Jadi 'bencana' di perkebunan

Di perkebunan milik Ian McAlister di kawasan Swan Hill, sekitar 340 kilometer dari kota Melbourne, tercium bau dari buah-buahan yang sudah membusuk.

Perkebunan miliknya biasanya butuh 60 orang pekerja, tapi ia hanya memiliki 16 pekerja.

Para pekerja sibuk memetik buah aprikot, peach, dan nectarine karena berlomba dengan waktu.

Namun kurangnya pekerja membuat Ian harus membuang sekitar 350 ton buah-buahan yang mulai membusuk dari tujuh ribu pohon.

Dewi, seorang pekerja di Australia mengatakan teman-temannya yang tak memiliki visa dan dokumen resmi takut dideportasi, jika melaporkan perlakuan buruk dari majikannya

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News