Di Balik Industri Perkebunan Australia: Nasib Pekerja yang Menopang Sumber Pangan

"Mereka tidak bisa melawan karena mereka begitu ketakutan," katanya.
"Saya memiliki begitu banyak teman yang sudah merasa terjebak dalam situasi ini dan mereka betul-betul memerlukan pertolongan."
Seorang pekerja dengan dokumen sah bernama Dewi mengatakan beberapa temannya yang tidak memiliki dokumen resmi takut dideportasi jika mereka melaporkan diri.
"Mereka masih memilih bekerja di ladang pertanian yang sama, di tempat yang sama, karena mereka tidak tahu harus ke mana lagi," katanya.
Jadi 'bencana' di perkebunan
Di perkebunan milik Ian McAlister di kawasan Swan Hill, sekitar 340 kilometer dari kota Melbourne, tercium bau dari buah-buahan yang sudah membusuk.
Perkebunan miliknya biasanya butuh 60 orang pekerja, tapi ia hanya memiliki 16 pekerja.
Para pekerja sibuk memetik buah aprikot, peach, dan nectarine karena berlomba dengan waktu.
Namun kurangnya pekerja membuat Ian harus membuang sekitar 350 ton buah-buahan yang mulai membusuk dari tujuh ribu pohon.
Dewi, seorang pekerja di Australia mengatakan teman-temannya yang tak memiliki visa dan dokumen resmi takut dideportasi, jika melaporkan perlakuan buruk dari majikannya
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rumah BUMN SIG di Rembang: 495 UMKM Naik Kelas & Serap 1.869 Tenaga Kerja
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia
- Dunia Hari Ini: Katy Perry Ikut Misi Luar Angkasa yang Semua Awaknya Perempuan