Di Balik Kasus Calon Pekerja Online Asal Indonesia di Kamboja

Sama seperti Fachri, sejak ia menjejakkan kaki di Phnom Penh, paspor mereka disita.
"Hari pertama kami tiba, salah satu pria mengatakan kami ingin pergi," katanya.
"Pria yang bertanggung jawab di tempat itu langsung menjambak rambutnya dan mulai memukulinya dan menyetrumnya dengan sengatan listrik."
Yu Tang dibawa ke kota pesisir Sihanoukville, yang dengan cepat berubah menjadi pusat kasino setelah suntikan investasi Tiongkok.
"Mereka menyuruh saya untuk mengundang teman-teman saya datang berlibur dan mengatakan jika saya berhasil membawa 20 orang ke sana, saya akan dilepaskan," katanya.
"Tapi semua orang tahu itu tidak akan terjadi. Mereka tidak akan membiarkan kami pergi bahkan jika kami mendatangkan 20 orang. Mereka hanya akan menjual kami ke perusahaan lain."
Yu Tang lepas setelah tiga hari. Ia mengaku meninggalkan pesan untuk gubernur Sihanoukville di Facebook, dan tak lama setelahnya pihak berwenang dikirim ke lokasinya dan dia dibebaskan.
Pemulangan pekerja dan kompleksitas masalah di Kamboja
Direktorat Pelindungan WNI Kementerian Luar Negeri Indonesia menemukan bentuk-bentuk eksploitasi terhadap pekerja Indonesia di Kamboja.
Iming-iming gaji besar dengan syarat yang mudah menarik para pekerja asal Indonesia ke Kamboja
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Kementerian P2MI Memfasilitasi Kepulangan 124 Pekerja Migran dari Arab Saudi
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia
- Dunia Hari Ini: Katy Perry Ikut Misi Luar Angkasa yang Semua Awaknya Perempuan